Nationalgeographic.co.id—Jan Steen menangkap banyak momen dalam lukisannya. Tak seperti pelukis lainnya, ia mampu memunculkan kesan humor sekaligus ironi dalam satu frame kanvasnya yang indah.
Jan Steen merupakan nama panggung dari Jan Havickszoon Steen. Ia lahir sekitar tahun 1626 di Leiden, Belanda. Jan Steen merupakan pelukis Belanda yang merekam pemandangan sehari-hari, seringkali menggambarkan bentuk interior yang hidup dengan tema moralisasi.
Ia dikenal sebagai pelukis unik karena menyajikan humor atau komedi dalam genre lukisannya. Namun, di balik humor yang terkesan dalam lukisannya, ia menyampaikan kritik sosial di zamannya.
Melalui salah satu karyanya, Jan Steen memunculkan satu potret keluarga yang ia beri judul Merry Familie atau Merry Family. Lantas siapakah keluarga Merry dalam lukisannya?
Sebagaimana yang terlihat dalam goresannya, ia melukiskan suasana ruang keluarga Merry yang berantakan. Sang ibu sedang duduk di tengah meja sembari menggendong seorang anak kecil di pangkuannya. Penggambarannya sangat detil dan natural.
Kondisi lantai di ruang tamu terlihat berantakan, dan diperkirakan dalam kondisi setelah makan: adanya penggorengan, setengah kulit telur, mangkuk besar, dua kendi, dan sendok. Sebaliknya, objek-objek di atas lukisan tertata rapi.
"Steen menciptakan cukup banyak lukisan keluarga atau kelompok orang di lingkungan yang berantakan," tulis Eelco Kappe kepada Triplmplover dalam artikel berjudul "The Merry Family by Jan Steen", terbitan 2 Desember 2020.
Lukisan-lukisan ini tidak serta merta merupakan penggambaran kehidupan yang realistis di Belanda selama abad ke-17, tetapi bagi Steen, itu adalah cara dia dapat memasukkan gaya humor dan ironi, tetapi tetap memberikan pesan moral.
Steen biasanya memasukkan pesan moral dalam lukisannya dan dia lebih sering menggunakan anak-anak untuk menyampaikan pesan ini.
Dia menggambarkan polah anak-anak dalam lukisannya, bukan semata dimaksudkan untuk membuat humor di dalamnya, tetapi untuk membuat penikmatnya menilai perilaku anak sebagai cerminan tingkah laku orang tuanya.
Pesan yang tertulis di secarik kertas dalam lukisannya menegaskan bahwa "sebagaimana disebutkan bahwa anak-anak hanya meniru perilaku orang tuanya," imbuh Kappe dalam tulisannya.
Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Leonardo da Vinci, 500 Tahun Setelah Kematiannya
Baca Juga: Mengungkap Kisah di Balik Lukisan Modigliani Tentang Mantan Kekasihnya
Baca Juga: Inspirasi Mengerikan di Balik Lukisan Terbaik Pablo Picasso
Pesan ini mengacu pada perilaku kedua orang tua dan nenek si anak kecil, tetapi tanggung jawab moral sang ibu dikedepankan, karena pada saat itu ibu adalah penanggung jawab utama atas nilai-nilai moral dalam keluarganya.
Dapat diambil sebuah pesan moral dari lukisan ini, bahwa masyarakat harus berhati-hati dalam berperilaku karena dapat berdampak besar pada anak-anak mereka. Menariknya, diperkirakan dalam lukisan inilah potret keluarga Jan Steen sendiri!
Jan Steen terkadang menggunakan keluarganya sendiri sebagai model dalam beberapa lukisannya. Ia juga melukis beberapa anak dalam lukisan selayaknya menceritakan polah anak-anaknya.
Sementara dalam kehidupan nyatanya, Jan Steen tidak memiliki murid yang dikenal dunia. Adapun dua putranya terlahir dengan bakat melukis, tetapi tidak ada karya mereka yang bertahan hingga hari ini.