Menciptakan Masyarakat Inklusif Bagi Kaum Difabel Lewat Film 'Tegar'

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 21 November 2022 | 15:06 WIB
Kisah hidup difabel yang hendak hidup mandiri dan memiliki teman. Film anak-anak 'Tegar' ini menyuarakan pesan untuk menciptakan ruang publik yang inklusif bagi difabel. (Aksa Bumi Langit)

Nationalgeographic.co.id - 24 November 2022 mendatang, film "Tegar: akan tayang di bioskop. Filmnya mengisahkan perjuangan Tegar (diperankan oleh Muhammad Alfi Tegarajasa) untuk bisa hidup mandiri, merasakan kebebasan dunia luar, bersekolah, dan memiliki banyak teman.

Film "Tegar" tidak hanya sekadar menjadi tontonan, tetapi juga berisi pesan dan menjadi gerakan mengampanyekan lingkungan masyarakat yang lebih inklusif untuk difabel.

"Kisah ini sebetulnya sederhana, tentang anak yang punya mimpi sederhana. Dia ingin sekolah, punya teman," kata Anggi Frisca, sutradara film "Tegar", dalam konferensi pers dan gala premier 18 November 2022 di Epicentrum XXI. Film ini adalah karya keduanya.

Deddy Mizwar, salah satu aktor senior yang berperan sebagai Kakek di film ini mengatakan, "Tegar" hadir sebagai film yang membawakan pesan cinta. Dia menyinggung, saat ini film-film di bioskop dipenuhi dengan kekerasan, sehingga perlunya ada film yang memberi yang ramah ditonton dan membawa pesan cinta dan perdamaian.

Anggi menjelaskan, film ini diproses selama dua tahun. Tegar sendiri merupakan anak difabel yang tidak memiliki tangan dan berjalan dengan satu kaki berusia 10 tahun. Agar bisa beradu akting, Tegar menjalani pelatihan selama setahun. "Ternyata tidak sulit [untuk mengarahkan akting Tegar]," tutur Anggi. Soalnya, Tegar punya cita-cita untuk menjadi youtuber.

Baca Juga: Film 'Tegar' Menyerukan Kehidupan Masyarakat Indonesia yang Inklusif

Baca Juga: Kisah Haru Persahabatan Dua Difabel Muslim dan Kristen dari Damaskus

Baca Juga: Kita Membutuhkan Statistik Demi Kesetaraan Lapangan Kerja Bagi Difabel

Baca Juga: Warisan Kolonialisme Membuat Warga Lebih Rentan terhadap Bencana Alam

Dia bercerita ketika menawarkan Tegar untuk menjadi aktor film anak-anak ini, Tegar tidak tahu jenis profesi apa itu. Saat ia menjelaskan, Tegar langsung memahami dengan baik dan langsung berlatih.

"Yang susah itu [saat akting] sedih," kata Tegar. Agar mematangkan emosi, Deddy Mizwar di lokasi syuting kerap melatihnya lagi, dan membangun interaksi antartokoh.

"Di balik prosesnya sendiri, film ini kami develop selama dua tahun. Di sinilah kami coba berusaha mewujudkan film Tegar," terang Anggi.