Tidak Harus Berpatok 8 Gelas Sehari, Kebutuhan Air Kita Beda-beda

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 28 November 2022 | 18:00 WIB
Setiap kondisi fisik dan lingkungan membuat kita punya takaran berbeda-beda akan kebutuhan air putih. Tidak selalu kita harus berpatok dengan 8 gelas sehari. (Hyrma)

Baca Juga: Aktor Bela Diri Bruce Lee Meninggal karena Minum Air Terlalu Banyak?

Baca Juga: Ilmuwan Selidiki Meteorit Kuno untuk Mengungkap Asal-usul Air di Bumi

Baca Juga: Singkap Cara Jamur Ini Menghilangkan Racun Merkuri dari Tanah dan Air

Sedangkan penelitian ini mengukur waktu yang dibutuhkan cairan untuk bergerak dalam tubuh relawan dengan mengikuti pergantian "air berlabel". Para peneliti memantau air minum yang dikonsumsi, dan melacak isotop hidrogen dan oksigen di dalam tubuh mereka. Para peneliti juga menambahkan ukuran situasi suatu negara yang menggabungkan faktor harapan hidup, pendidikan, dan ekonomi dari data Indeks Pembangunan Manusia (HDI).

Mereka melaporkan, volume pergantian cairan memuncak untuk pria selama usia 20-an, sementara perempuan di usia 20 hingga 55 tahun. Sedangkan bayi yang baru lahir, dapat mengubah proporsi pergantian cairan setiap harinya, sekitar 28 persen dalam tubuh.

Tidak hanya jenis kelamin dan usia, hal yang menyebabkan perbedaan pergantian cairan bisa disebabkan tingkat aktivitas fisik dan status atletik. Dalam penelitiannya, jenis laki-laki non atlet dengan aktivitas fisik normal berusia 20 tahun, dengan berat 70 kilogram, disandingkan sebagai salah satu data.

Profil itu disandingkan dengan kondisinya tinggal di permukaan laut di negara berkembang dengan suhu udara rata-rata 10 derajat Celsius, dan kelembaban relatif 50 persen. Biasanya, akan kehilangan dan menyerap cairan sekitar 3,2 liter setiap harinya. Sedangkan perempuan, dengan berat 60 kilogram dengan usia dan profil yang sama, akan kehilangan dan menyerap cairan 2,7 liter setiap harinya.

Kondisi masyarakat juga berbeda. Masyarakat dengan profesi "pemburu-pengumpul, petani campuran, dan petani subsisten" punya sirkulasi cairan yang lebih tinggi daripada orang-orang yang tinggal di kawasan ekonomi industri. Intinya, semakin rendah HDI negara asal, semakin banyak air yang Anda minum dalam sehari.

“Orang-orang di negara-negara HDI rendah lebih cenderung tinggal di daerah dengan suhu rata-rata lebih tinggi, lebih mungkin melakukan pekerjaan fisik, dan lebih kecil kemungkinannya berada di dalam gedung yang dikontrol iklim pada siang hari," terang Schoeller.

"Itu, ditambah kemungkinan kecil untuk memiliki akses ke seteguk air bersih kapan pun mereka membutuhkannya, membuat perputaran air mereka lebih tinggi."