Setelah Kematiannya, Mengapa Bermunculan Tiga Kaisar Nero Palsu?

By Sysilia Tanhati, Selasa, 29 November 2022 | 16:16 WIB
Bahkan setelah mati pun Nero tidak tenang. Setelah kematiannya yang mengenaskan, beberapa Nero palsu bermunculan. Apa tujuan mereka? (John William Waterhouse )

Pemerintahan Kaisar Vespasianus yang damai membuat para Nero palsu tidak menampakkan batang hidungnya selama sepuluh tahun.

Namun, setelah kematian Vespasianus, Nero palsu muncul pada masa pemerintahan putra sulung Vespasianus, Titus. Nero palsu yang kedua adalah seorang pria Romawi bernama Terentius Maximus.

Dia mendapatkan pengikut pertamanya di Asia dan banyak lagi selama perjalanannya ke Efrat. Ketika keadaan tidak berjalan sesuai harapannya, Maximus melarikan diri ke Parthia dan mencoba mendapatkan dukungan mereka. “Belakangan identitas aslinya terungkap dan dia dieksekusi,” tambah Walters.

Kemudian, Nero palsu muncul lagi ketika putra Vespasianus yang tidak stabil dan tidak populer, Domitianus, memimpin.

  

Baca Juga: Ketakutan, Kaisar Romawi Nero Meminta Bantuan Budak untuk Bunuh Diri

Baca Juga: Daftar Skandal Elagabalus, Kaisar Romawi yang Punya Lima Orang Istri

Baca Juga: Dari Jerawat sampai Jenggot, Kiat Kaisar Romawi Menjaga Kebersihan

Baca Juga: Daftar Kaisar Romawi yang Meninggal Mengenaskan di Tangan Musuhnya

   

Kehadiran Nero palsu ini menimbulkan kerusuhan di antara elite penguasa Romawi. Konon, dua Nero yang terakhir merupakan taktik Parthia untuk mengalahkan Romawi. Motif Parthia jelas yaitu untuk mempermalukan dan menggoyahkan musuh bebuyutan mereka, Kekaisaran Romawi.

Rencana Parthia mungkin bisa berhasil jika kembalinya Nero mendapat dukungan dari orang-orang di Kekaisaran Romawi. Namun nyatanya tidak.

Tidak semua orang Romawi membenci Nero

Profesor Edward Champlin, penulis “Nero: The end of a Dynasty” percaya Nero tidak dibenci secara universal seperti yang dipikirkan orang. Menurutnya, Nero adalah senator dan ksatria terkemuka.

Kaum miskin, yang merupakan 90% dari populasi Roma, mendapat manfaat dari pemerintahan Nero. Mereka tidak peduli dengan kecenderungan membunuh Nero. Namun tidak dapat dipungkiri jika Nero banyak membantu kaum miskin, terutama saat Kebakaran Besar Roma.

Saat Nero dijadikan musuh publik, kaum miskin mungkin membenci Nero dan mengutuknya. Tetapi ketika kondisi hidup makin sulit, mereka memandang pemerintahan Kaisar Nero sebagai zaman keemasan. Mungkin romantisme inilah yang membuat mereka berharap jika Nero akan kembali kelak dan membantu mereka seperti sedia kala.