Mau ke Gunung Everest? Pahami Kondisi Jalur Pendakian dan Hal Lainnya

By Utomo Priyambodo, Rabu, 30 November 2022 | 20:03 WIB
Cory Richards mendaki Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia, untuk ketiga kalinya. (Cory Richards/National Geographic)

Baca Juga: Mengungkap Misteri Satwa Liar di Everest, Gunung Tertinggi di Dunia 

Saat pendaki naik lebih tinggi ke atas gunung dan asupan oksigennya berkurang, tubuh mereka semakin berisiko terhadap sejumlah penyakit, termasuk edema paru, edema serebral, dan emboli darah. Kemungkinan radang dingin juga meningkat secara dramatis pada ketinggian seiring jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh untuk mengantarkan oksigen.

Sebagian besar pendaki yang mendaki Everest menggunakan tangki oksigen untuk mengurangi efek ketinggian ekstrem. Namun, oksigen kemasan memiliki kekurangan dan risikonya sendiri. Bagi para pendaki pemula, tangki oksigen adalah peralatan yang mahal dan berat untuk dibawa. Karena berat, silinder kosong itu juga sering ditinggalkan begitu saja sehingga menjadi sampah di gunung.

Selain itu, menghirup "gas" hanya meningkatkan oksigen relatif ke tingkat yang sama dengan udara di basecamp, dan jika habis pada hari ketika tiba di puncak, tubuh mungkin tidak dapat beradaptasi dengan kekurangan oksigen yang tiba-tiba. Terakhir, tangki oksigen juga dikenal tidak dapat diandalkan, seperti yang ditemukan oleh pemandu Everest, Adrian Ballinger pada tahun 2018 pada hari mencapai puncak gunung itu ketika timnya mengalami kegagalan sistematis pada sistem pernapasan mereka.

Ada berapa rute menuju puncak?

Meskipun 17 rute berbeda telah dirintis ke puncak Everest, hampir semua orang mendakinya melalui salah satu dari dua rute. Dari Nepal ada Southeast Ridge, jalur yang dibuat oleh Tenzing Norgay dan Edmund Hilary pada tahun 1953. Dari Tibet, ada Southeast Ridge, tempat George Mallory menghilang pada tahun 1924 jauh sebelum tim Tiongkok akhirnya menyelesaikan pendakian pada tahun 1960.

Meskipun para pendaki gunung berpengalaman mengatakan bahwa kesulitan keseluruhan dari kedua rute tersebut sebanding, tantangannya berbeda. Di Southeast Ridge, pendaki gunung harus berpacu melewati Khumbu Icefall yang berbahaya, tetapi lama hari untuk mencapai puncaknya sedikit lebih singkat dan lebih mudah untuk turun dengan cepat jika terjadi keadaan darurat. Di North Ridge, jip dapat dikendarai sampai ke base camp, tetapi para pendaki gunung harus melintasi beberapa kilometer medan di atas 8.230 menter untuk mencapai puncak.

Seberapa ramai Everest?

Popularitas Gunung Everest melonjak pada 1990-an ketika para pemandu internasional mulai merintis perjalanan komersial mendaki gunung. Terlepas dari risikonya, Everest menarik ratusan pendaki gunung dari seluruh dunia ke lerengnya setiap tahun. Pada tahun 2021, Kementerian Pariwisata Nepal mengeluarkan rekor 408 izin pendakian Everest, tertinggi dalam sejarahnya.

Siapa pemandu Everest?

Bagi perusahaan logistik lokal dan pemerintah Nepal, Everest adalah bisnis besar. Kementerian Pariwisata melaporkan mengumpulkan 5,2 juta dolar AS dalam biaya izin tahun 2018.

Secara historis para Sherpa, suku orang Tibet yang tinggal paling dekat dengan gunung tersebut, adalah orang-orang yang biasa disewa oleh ekspedisi untuk membawa banyak perbekalan ke atas gunung. Namun, saat ini ada beberapa kelompok etnis yang mencari pekerjaan di gunung itu.