Dari Keringat Atlet sampai Kencan, Kebiasaan Aneh Orang Yunani Kuno

By Sysilia Tanhati, Jumat, 2 Desember 2022 | 12:00 WIB
Orang Yunani kuno menjalankan beberapa kebiasaan yang aneh namun dianggap normal di masa itu. Beberapa hal bahkan bisa membuat Anda mengernyitkan dahi. (Edward Poynter)

Nationalgeographic.co.id—Yunani Kuno adalah tempat kelahiran filsafat modern. Terobosan dalam bidang matematika, kedokteran, dan etika yang tetap relevan hingga saat ini juga ditemukan di era Yunani kuno. Konsep demokrasi juga merupakan peninggalan berharga dari masa itu. Semua warisan itu membuat zaman Yunani kuno tampak sempurna. Namun, kehidupan di masa itu tidak semata-mata hanya gymnasium dan simposium saja. Hidup bisa jadi sulit, terutama untuk tatanan sosial yang lebih rendah atau untuk wanita. Bahkan, tidak peduli dari mana ia berasal, ada beberapa kebiasaan aneh yang harus dilakukan oleh orang Yunani kuno.

Dari sanitasi dasar hingga pengobatan, semuanya terlihat sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh orang di zaman modern. Beberapa hal bahkan bisa membuat Anda mengernyitkan dahi.

Keringat berharga dari atlet pujaan

Seperti di zaman modern, atlet dipandang sebagai pahlawan oleh masyarakat Yunani kuno. Namun cara orang Yunani memuja sang atlet mungkin tampak menjijikkan jika dilakukan di masa kini.

Mereka mengumpulkan tanda mata yang aneh dari atlet pujaannya, itu adalah keringat atlet.

Minyak, keringat, dan kotoran atlet dipercaya sebagai obat mujarab di zaman Yunani kuno. (Euphiletos Painter)

Menurut kepercayaan yang berlaku saat itu, keringat yang dihasilkan oleh seorang atlet memiliki khasiat obat. Tidak terbatas keringat, para penggemar juga mengumpulkan minyak yang digunakan atlet.

Setelah atlet selesai berlatih, ada pekerja yang akan berkeliling mengikis minyak dan kotoran dari kulit atlet. Setelah terkumpul, minyak dan kotoran itu dikemas dalam botol dan dijual.

“Minyak khusus dipasarkan sebagai obat untuk semua sakit dan nyeri umum,” tulis D.G. Hewitt di laman History Collection. Sederhananya, dengan menggosokkan minyak ke seluruh tubuh maka orang Yunani kuno dapat menikmati sebagian dari semangat atlet.

Ini mungkin terdengar tidak masuk akal bagi orang di zaman modern. Faktanya, botol-botol berisi keringat itu sangat laris, terutama setelah pertandingan.

Bagi para atlet, ini bisa menjadi sumber penghasilan yang lumayan.

Cara tabib mendiagnosa pasien

“Yang terpenting, jangan menyakiti.” Demikian kata tabib Yunani Kuno Hippocrates. Namun pengobatan di zaman Yunani kuno sangat berbeda dengan zaman modern. Bahkan sebagian tampak menjijikkan.

Pengobatan di Yunani Kuno didasarkan pada gagasan bahwa tubuh manusia terdiri dari berbagai cairan. Seorang tabib yang baik seharusnya mengetahui masing-masing cairan, seperti apa bentuknya dan rasanya.

Jadi, jika Anda merasa sakit, dokter akan memeriksa muntah dan bahkan mencicipinya untuk membuat diagnosis. Bagaimana dengan sakit kepala? Tabib akan mengorek telinga pasien dan mengambil kotorannya. Diagnosis dilakukan setelah ia mencicipi kotoran dari telinga.

Pengobatan di Yunani Kuno didasarkan pada gagasan bahwa tubuh manusia terdiri dari berbagai cairan. Seorang tabib yang baik seharusnya mengetahui masing-masing cairan, seperti apa bentuknya dan rasanya. (Wellcome Collection)

Tidak jarang tabib akan meminta sampel urine lalu meminumnya di depan pasien. Menurut Hippocrates, urine orang sehat seharusnya terasa seperti sari buah ara. Jika rasanya tidak manis tapi asam, maka pasien pasti sedang tidak enak badan.

Selain pemeriksaan terhadap cairan tubuh, pasien juga akan dikirim ke kuil terdekat. “Penyakit apa pun dilihat sebagai bentuk hukuman ilahi, jadi para dewa perlu ditenangkan,” imbuh Hewitt.

Dalam kebanyakan kasus, seorang tabib akan meresepkan sesi pengeluaran darah untuk menguras “darah jahat” dari tubuh.

Kotoran kedelai yang dicampur dengan anggur dianggap mujarab untuk mengatasi masalah wanita. Selain itu, wanita yang mengalami keguguran akan diselimuti kotoran sapi untuk mencegah kemalangan menimpa mereka lagi.

Kotoran untuk kulit yang sehat dan awet muda

Orang Yunani juga menyukai kecantikan fisik. Mereka menginvestasikan banyak waktu dan energi untuk perawatan kulit agar terlihat muda dan cantik. Beberapa perawatan kulit orang Yunani yang dianggap efektif mungkin akan mengocok perut Anda.

Orang Yunani menggunakan minyak zaitun untuk menjaga agar kulit tampak cerah dan bebas kerut. Baik wanita maupun pria juga secara teratur melakukan pengelupasan kulit menggunakan garam laut.

Penggunaan berbagai macam bunga dan tumbuhan untuk menutrisi kulit kering dan keperluan kosmetik juga merupakan hal yang lumrah.

Ada juga yang menggunakan timah atau kapur putih untuk membuat wajah terlihat lebih pucat dan lebih aristokrat. Cara ini mungkin berhasil tapi juga menyebabkan keracunan parah.

Baca Juga: Kisah Raja Midas, Punya Sentuhan Maut Bisa Merubah Jadi Emas

Baca Juga: Aphrodite, Dewi Seks dan Kecantikan Yunani Punya Banyak Simpanan

Baca Juga: Zodiak dan Kisah Unik di Baliknya, Berasal dari Mitologi Yunani 

Selain zaitun dan tanaman lain, kotoran binatang dianggap ampuh untuk mempercantik diri. Kotoran Buaya, khususnya, dianggap sebagai perawatan perawatan kulit yang efektif. Kotoran dicampur dengan lumpur dan kemudian disebarkan secara merata ke wajah. Jika memungkinkan, mereka akan menerapkannya ke sekujur tubuh untuk mendapatkan kesegaran maksimal.

Kebiasaan kencan orang Yunani kuno

Seakan belum cukup aneh, orang Yunani kuno memiliki pandangan yang berbeda soal seks dan hubungan percintaan.

Dalam banyak hal, orang Yunani Kuno cukup konservatif. Seorang pria bereputasi baik diharapkan menikahi seorang wanita dari latar belakang yang sama dan memulai sebuah keluarga.

“Perselingkuhan tidak disukai, sama seperti di zaman modern,” Hewitt menambahkan.

Selain itu, pria Yunani kuno juga berkencan dengan anak laki-laki yang lebih muda. Tidak terbatas pada hubungan percintaan saja, pria yang lebih tua juga bertindak sebagai mentor bagi anak laki-laki yang dipilihnya.

Tentu saja hubungan itu tidak berlangsung selamanya. Biasanya hubungan percintaan itu akan berakhir ketika anak laki-laki itu mulai menumbuhkan rambut wajah.

Meski dianggap nyeleneh bahkan ilegal jika dilakukan di zaman modern, beberapa kebiasaan dan tradisi orang Yunani kuno dianggap normal di masa itu.