Di Yunani, pemilih harus hadir secara fisik. Di situlah asal kata republik (res publica adalah bahasa Latin untuk tempat umum). Anda pergi dan berkumpul dengan warga negara lain. Kemudian memutuskan masalah di hadapan Majelis hari itu.
Pemungutan suara dilakukan dengan mengangkat tangan dan pemenang ditentukan oleh sembilan “presiden” (proedroi). Orang Athena sangat berhati-hati untuk menghindari kemungkinan penipuan sistem.
Sembilan penghitung suara dipilih secara acak di pagi hari tepat sebelum Majelis bertemu. “Jadi akan sangat sulit untuk menyuap mereka,” kata Robinson.
Ada beberapa posisi di Athena yang dipilih oleh Majelis. Yang paling menonjol adalah jenderal militer. Setiap tahun, 10 jenderal dipilih dengan suara jempol ke atas atau jempol ke bawah oleh Majelis penuh.
Batu digunakan sebagai surat suara rahasia di Yunani kuno
Selain mengesahkan undang-undang, Majelis menjatuhkan putusan di semua pengadilan pidana dan perdata di Athena. Juri Athena terdiri dari 200 hingga 5.000 orang, menurut Dickson.
Pemungutan suara umumnya dilakukan di depan umum. Namun, juri di Athena menggunakan surat suara rahasia untuk memberikan suara. Surat suara itu berbentuk batu.
Setiap juri diberi dua batu kecil, satu padat dan satu lagi berlubang di tengah. Ketika tiba waktunya untuk memilih, juri akan mendekati dua guci. Dia akan menjatuhkan batu dengan vonis sebenarnya di guci pertama. Lalu melemparkan batu yang tidak terpakai di guci kedua. Selain orang yang bersangkutan, tidak ada yang mengetahui pilihan juri itu.
Pemungutan suara unik di Sparta
Di Yunani kuno, setiap negara-kota mempraktikkan bentuk pemungutan suara dan pemilihannya sendiri.
Salah satu contohnya adalah Sparta. Meski tidak sepenuhnya demokrasi, Sparta memasukkan beberapa elemen demokrasi. Salah satu badan penguasa tertinggi Sparta adalah Dewan Tetua (gerousia), yang terdiri dari dua raja Sparta dan 28 pejabat terpilih. Semua anggotanya berusia di atas 60 tahun dan akan memegang jabatan seumur hidup.