Semakin Kaya Ragam Hayati, Ekosistem Semakin Tahan Perubahan Iklim

By National Geographic Indonesia, Kamis, 8 Desember 2022 | 10:00 WIB
Ekosistem yang memiliki lebih banyak spesies cenderung resisten terhadap peristiwa iklim. Diversifikasi dapat menjadi alat penting untuk mempertahankan produksi dan jasa ekosistem di lahan pertanian, lahan penggembalaan, dan hutan produksi. (Live Science)

Baca Juga: Korupsi Memicu Parahnya Emisi Karbon di Asia, termasuk Indonesia

Baca Juga: Proyeksi Mengkhawatirkan Kondisi Terumbu Karang Dunia pada 2035

Baca Juga: Dimulai dari Tapak, Kunci Membangun Ketahanan terhadap Krisis Iklim

Baca Juga: Sepuluh Topik Riset terkait Perubahan Iklim yang Paling Sering Digarap

   

Manfaat dari diversifikasi agroekosistem, menurut merekam, bertujuan untuk mengintensifkan produksi secara berkelanjutan sambil mengurangi input konvensional atau untuk mengoptimalkan kedua hasil tersebut dan jasa ekosistem. "Diversifikasi dapat menjadi alat penting untuk mempertahankan produksi dan jasa ekosistem di lahan pertanian, lahan penggembalaan, dan hutan produksi," demikian penjelasan dalam jurnal tersebut.

Menurut mereka, teradapat tantangan dan strategi untuk diversifikasi agroekosistem, baik intensifikasi maupun ekstensifikasi. Tantangan itu meliputi identifikasi komposisi spesies yang optimal dan kelimpahan relatif; mempertahankan komposisi spesies yang optimal dan kelimpahan relatif; investasi pada peralatan panen dan campuran benih yang beragam; dan menerapkan ke kondisi atau jasa lingkungan lainnya.

"Kami sudah lama mengetahui bahwa keanekaragaman hayati memiliki efek stabilisasi pada produktivitas dari waktu ke waktu," Isbell, penulis utama mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Tapi kami belum yakin apakah itu akan terjadi selama peristiwa ekstrem, setelah, atau bersamaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa komunitas yang beragam lebih stabil karena mereka menunjukkan perlawanan selama kejadian iklim ekstrem."