Krampus, Putra Dewi Nordik Hel yang Ditakuti Anak Kecil saat Natal

By Sysilia Tanhati, Kamis, 8 Desember 2022 | 12:00 WIB
Krampus, putra dewi Nordik Hel yang kerap menakuti anak-anak saat Natal. Ia adalah antithesis dari Sinterklas. (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Dalam cerita rakyat Eropa, ada makhluk menakutkan yang memburu anak-anak nakal. Ia dikisahkan kerap mencambuk atau menakuti anak-anak itu hingga mereka menyerah. Makhluk itu dikenal dengan nama Krampus, putra dewi Nordik Hel yang kerap menakuti anak-anak saat Natal. Ia adalah antithesis dari Sinterklas.

Krampus, iblis Natal dan putra dewi Nordik Hel

Tradisi Krampus populer di negara-negara seperti Jerman, Austria, Hongaria, Slovenia, dan Republik Ceko. Nama ini berasal dari kata Jerman krampen, yang berarti cakar. Menurut Jennifer Billock di lamam Smithsonian Magazine, “Krampus memiliki wajah rusak dengan mata merah serta bulu berwarna hitam di sekujur tubuhnya.” Tanduk raksasa muncul dari kepalanya, menunjukkan garis keturunan setengah kambing, setengah iblis.

Legenda mengatakan bahwa Krampus adalah anak dari dewi Nordik Hel, penguasa Helheim, alam orang mati Nordik. Putri bungsu Loki ini digambarkan sebagai wanita tua yang mengerikan, setengah hidup dan setengah mati, dengan ekspresi muram. Wajah dan tubuhnya seperti wanita yang masih hidup, tetapi paha dan kakinya seperti mayat, belang-belang dan berjamur.

Intinya, Krampus adalah rekan dari iblis Natal lainnya seperti Hans Trapp dari Prancis dan Zwarte Piet atau Black Peter dari Belanda.

Tradisi pagan melibatkan pemuda mengenakan kostum untuk menakut-nakuti hantu musim dingin. Hantu-hantu itu biasanya roh gunung yang ketakutan yang suka turun dan membuat kekacauan.

Mengenakan setelan bulu dan topeng berukir, mereka diarak ke desa-desa sambil berteriak, membunyikan lonceng, dan umumnya membuat keributan.

Kebiasaan itu seringkali dilakukan pada malam terpanjang dalam setahun yaitu pada titik balik matahari musim dingin. Seiring dengan berjalannya waktu, Krampus dikaitkan dengan Natal saat agama Kristen menyebar ke seluruh Eropa Timur.

Krampus melahap anak nakal

Sekitar 1.500 tahun yang lalu, Krampus menjadi pendamping Santo Nikolas. Pada malam tanggal 5 atau 6 Desember, Santo Nikolas dikisahkan berkeliling dari rumah ke rumah. Ia meninggalkan hadiah kecil di sepatu anak-anak yang berperilaku baik.

Legenda rakyat setempat mengeklaim bahwa Krampus mengikuti di belakang. Ia meninggalkan tongkat di sepatu anak-anak yang nakal. Krampus bahkan dikatakan membawa seikat tongkat birch untuk memukul anak-anak nakal.

Anak-anak yang bertingkah laku sangat buruk akan dimasukkan ke dalam tas dan diseret ke sarangnya. Di sana mereka mungkin akan dimakan.