Nationalgeographic.co.id—Dari akhir abad ke-8 hingga ke-11, periode yang kemudian dikenal sebagai Zaman Viking, bangsa ini muncul untuk meneror, menghancurkan, dan menetap di sebagian besar wilayah Eropa.
"Di tempat mereka berasal, Skandinavia, orang Viking adalah petani, nelayan, pedagang, dan sejenisnya," tulis Khalid Elhassan kepada History Collection dalam artikel berjudul "Hardcore Viking Facts that Inspire Fear and Respect" terbit pada 14 Oktober 2022.
Meskipun banyak dikenal sebagai penjahat dan perompak, Viking sejatinya adalah sekumpulan komunitas pedagang, petani, hingga nelayan.
Namun, Ketika mereka turun ke laut dalam kelompok yang terdiri dari pemimpin klan dan kepala suku, ditemani oleh pengikut dan petualang mereka untuk mencari barang rampasan, mereka berubah menjadi perampok dan penjarah.
"Dari kapal panjang mereka, mereka tiba-tiba muncul di sepanjang pantai dan tepi sungai yang dapat dilayari dalam serangan mengejutkan yang menyebabkan malapetaka luas bagi lawan mereka," imbuhnya.
Seiring berjalannya waktu, para petualang Viking yang berhasil menaklukkan jantung wilayah Eropa, sekarang disebut Rusia, Ukraina, dan Belarusia, mulai membentuk "peradaban hibrida" dengan penduduk setempat.
Mereka melakukan perdagangan dari Baltik dan terus bergerak melalui jaringan sungai hingga ke pelabuhan ke Dnieper, Laut Hitam. Dari sana, mereka bergerak terus hingga ke Konstantinopel.
Kecekatan dan ketangkasan dalam urusan menaklukkan wilayah menjadi kunci diaspora bangsa Viking di Eropa, bahkan Asia Tengah. Reputasi Viking akan keganasannya menjadikan mereka tentara bayaran yang ideal bagi bangsa lain.
Baca Juga: Raja Viking Herlaug dan Para Anak Buahnya Memilih Dikubur Hidup-Hidup
Baca Juga: Yggdrasil, Pohon Raksasa yang Menopang Kehidupan dalam Mitologi Nordik
Baca Juga: Penemuan Terbaru Patahkan Mitos Tentang Pembuatan Kapal Viking
Unit tentara bayaran cenderung merupakan urusan ad hoc para petualang dari seluruh penjuru, berkumpul bersama di bawah seorang kapten untuk misi, kampanye, atau perang tertentu.