Mengapa Dinosaurus Punah, Sedangkan Burung dan Mamalia Selamat?

By Ricky Jenihansen, Senin, 12 Desember 2022 | 10:00 WIB
Hidup sudah semakin sulit bagi dinosaurus sebelum asteroid memusnahkan mereka. (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id—Telah sejak lama para ahli paleontolog mempertanyakan mengapa asteroid yang menghantam bumi hanya memusnahkan dinosaurus non-unggas. Sementara, di periode yang sama juga hidup burung dan mamalia yang ternyata masih bertahan hingga saat ini.

Para ahli paleontologi telah lama memperdebatkan hal tersebut. Alasan mengapa mamalia dan garis keturunan lainnya selamat dari kepunahan massal Kapur akhir sekitar 66 juta tahun yang lalu masih menjadi misteri.

Sekarang, dalam penelitian baru yang dipimpin peneliti di University of Vigo, mereka merekonstruksi rantai makanan Amerika Utara dan habitat ekologi hewan darat dan air tawar sebelum dan sesudah peristiwa kepunahan. Tujuannya, jelas untuk mencari alasan mengapa burung dan mamalia dapat bertahan dari kepunahan massal itu.

Hasil analisis mereka telah diterbitkan di Science Advances dan merupakan jurnal akses terbuka. Makalah tersebut diterbitkan dengan judul "Shifts in food webs and niche stability shaped survivorship and extinction at the end-Cretaceous."

Mereka menyimpulkan bahwa ekologi yang stabil bagi dinosaurus saat itu telah membuat mereka sulit beradaptasi dengan perubahan mendadak. Hal itu karena hantaman asteroid Chicxulub benar-benar telah mengubah sistem ekologi saat itu.

Jadi, sebenarnya kehidupan dinosaurus sudah semakin sulit bahkan sebelum asteroid Chicxulub menghantam bumi. 

Para peneliti dari Chinese Academy of Sciences mempelajari lebih dari 1.000 fosil telur dan cangkang dinosaurus, dan mengklaim dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada bulan September bahwa jumlah hewan sudah menurun ketika asteroid menyerang. Ini bertentangan dengan penelitian terbaru. (Wang et al.)

"Tampaknya ekologi yang stabil dari dinosaurus terakhir benar-benar menghambat kelangsungan hidup mereka setelah dampak asteroid, yang tiba-tiba mengubah aturan ekologi saat itu," kata Alfio Alessandro Chiarenza, seorang peneliti di University of Vigo.

"Sebaliknya, beberapa burung, mamalia, buaya, dan kura-kura sebelumnya lebih baik beradaptasi dengan perubahan yang tidak stabil dan cepat di lingkungan mereka, yang mungkin membuat mereka lebih mampu bertahan hidup ketika keadaan tiba-tiba menjadi buruk saat asteroid menghantam."

Dalam penelitian tersebut, Alessandro Chiarenza dan rekannya dari Finlandia, Spanyol, Inggris Raya dan Amerika Serikat menganalisis 1.600 catatan fosil dari Amerika Utara yang mewakili lebih dari 470 genera ikan bertulang rawan dan bertulang, salamander, katak, albanerpetontids, kadal, ular, champsosaurus, kura-kura, buaya, dinosaurus (termasuk burung), dan mamalia.

Mereka memodelkan rantai makanan dan habitat ekologi hewan-hewan ini selama beberapa juta tahun terakhir periode Cretaceous, dan beberapa juta tahun pertama periode Paleogen, setelah asteroid Chicxulub menghantam.

Hasil mereka mengungkapkan bahwa mamalia Periode Kapur kecil mendiversifikasi makanan mereka, beradaptasi dengan lingkungan mereka dan menjadi komponen ekosistem yang lebih penting ketika periode Kapur dibuka.