Nationalgeographic.co.id—Kaisar Romawi Hadrian memiliki cara yang berbeda dari kaisar lainnya dalam memimpin Kekaisaran Romawi. Terlihat seperti lepas tangan terhadap kekaisaran, fakta bahwa Hadrian adalah salah satu kaisar hebat Romawi tidak bisa dibantah. Reputasinya sebagai tokoh rakyat membantu meningkatkan popularitasnya. Proyek pembangunannya bertahan lama, mulai dari sebuah lengkungan di Athena hingga tembok pertahanan yang melintasi Inggris utara. Kerap melakukan perjalanan, Hadrian menjadi kaisar Romawi yang paling sering absen di ibu kota.
Membawa Romawi ke arah yang berbeda
Kaisar pendahulunya, Trajan memperluas wilayah Romawi ke Eropa Timur dan Timur Tengah. Berbeda dengan Trajan, Hadrian justru lebih mementingkan mempertahankan integritas kekaisaran alih-alih memperluas wilayah. Ia menjadi kaisar sejak tahun 117 Masehi hingga 138 Masehi.
“Nyatanya, Hadrian menarik diri dari penaklukan Trajan di Parthia dan Mesopotamia,” tulis Graham Land di laman History Hit. Ia bahkan tidak suka berperang, sangat berbeda dengan kaisar-kaisar Romawi sebelumnya.
Seorang administrator yang terampil, Hadrian menghabiskan lebih banyak waktunya di luar Roma daripada di ibu kota. Ia mengunjungi pos-pos terdepan kekaisaran dan bergaul dengan tentara biasa.
Kaisar Hadrian yang gemar melakukan perjalanan
Meski ia adalah kaisar yang sah, di Roma Hadrian merasa kurang diterima. Senat memusuhi kaisar baru. Untungnya, Hadrian mendapatkan dukungan publik dengan membatalkan hutang dalam jumlah besar.
Sebagai kaisar baru, pikirannya tidak berada di ibu kota. Ia terus mencari upaya bagaimana menjaga pertahanan wilayah Kekaisaran Romawi yang luas.
Jadi Hadrian melakukan banyak perjalanan untuk mengawasi perbatasan wilayah Romawi. Mulai dari tur Galia ke Germania ke Britania. Di Britania dia memerintahkan tentara untuk membangun tembok sepanjang 128 km. Tembok itu dikenal dengan sebutan Tembok Hadrian.
Dari Britania, Hadrian melakukan perjalanan ke Hispania dan kemudian Afrika utara, di mana dia menumpas pemberontakan Moor di Mauretania. Perjalanan dilanjutkan ke timur ke Kreta, Suriah, Pontus dan Asia Kecil.
Pecinta budaya Yunani seumur hidupnya, Hadrian melakukan tur ke wilayah Yunani di Thracia, Yunani, Athena, Sisilia dan Moesia serta Dacia. Setelah itu, akhirnya kembali ke Roma pada tahun 125 Masehi.
Namun tidak lama kemudian, kaki Hadrian mulai “gatal” dan dia kembali ke Athena pada tahun 129 Masehi. Pecinta kebudayaan Yunani yang sangat berdedikasi, Hadrian menghabiskan total tiga musim dingin di Athena. Sebagai tanda penghargaannya, sang kaisar membangun perpustakaan, forum, dan lengkungan untuk kota.
Menyusul Athena, Hadrian mengunjungi Pamfilia, Phyrgia, Kilikia, Suriah, Kapadokia, Pontus, dan Antiokhia sebelum tiba di Yudea pada tahun 130 Masehi. “Di beberapa tempat ini Hadrian berjuang bersama dengan penduduk setempat,” Land menambahkan.
Apakah perjalanannya berakhir? Sayangnya tidak. Ia terus melakukan perjalanan - dari Yudea ke Mesir, kembali ke Suriah, Asia (Anatolia Barat) dan Athena lagi sebelum kembali ke Roma.
Rencana Hadrian untuk Yerusalem
Pertumpahan darah antara Romawi dan Yudea sudah terjadi sejak lama. Beberapa yang terkenal adalah Pemberontakan Besar Yahudi tahun 66 Masehi dan Perang Kitos tahun 115 – 117 Masehi.
Meski demikian, Hadrian memiliki mimpi untuk Yerusalem. Ia berencana mengubahnya menjadi kota Romawi. Bahkan, ia berencana untuk membangun kuil dewa Romawi Jupiter di lokasi Kuil Agung di Yerusalem. Tentu saja, harapannya itu memperburuk keadaan.
Hadrian tidak setuju dengan praktik Yahudi seperti sunat, yang telah dia larang. Runtuhnya makam Salomo karena pekerjaan konstruksi Romawi pun membuat penduduk setempat tidak bisa menahan amarah. Ini pun memicu pemberontakan.
Pemberontakan Yahudi Ketiga
Maka dimulailah Perang Yahudi Ketiga atau Pemberontakan Bar Kokhba, yang berlangsung dari tahun 132 – 136 Masehi. Ini adalah sebuah konflik berdarah yang mengakibatkan ratusan ribu kematian di kedua sisi. Juga kehancuran hampir 100 kota Yahudi dan hampir 1.000 desa.
Baca Juga: Ketakutan yang Jadi 'Bahan Bakar' Pembangunan Tembok Hadrian
Baca Juga: Batu Bergambar Penis Romawi Kuno Ditemukan di Dekat Tembok Hadrian
Baca Juga: Melihat Kediaman Kaisar Hadrian yang Luasnya Melebihi Kota Pompeii
Baca Juga: Jika Cina Punya Tembok Besar Cina, Romawi juga Punya Tembok Hadrian
Mirisnya, pemberontakan ini menghilangkan kehadiran Yahudi di tanah air orang Yahudi sendiri. “Beberapa sarjana menganggap bahwa ini sebagai awal dari diaspora Yahudi,” ujar Land.
Warisan Hadrian
Ketika Kaisar Romawi Hadrian berkuasa pada tahun 117 Masehi, dia mewarisi sebuah kekaisaran yang militernya mulai melemah. Tugasnya adalah mempersatukan dan mengonsolidasikan kekuatan Romawi alih-alih memperluas wilayahnya.
Uniknya, sebagai seorang kaisar, Hadrian justru menghabiskan sedikit waktu di ibu kota. Sebaliknya, dia memusatkan perhatiannya untuk melakukan perjalanan melintasi kekaisaran dan mengalami budaya yang berbeda.
Hadrian termasuk salah satu dari 'Lima Kaisar Baik'. Di masa kepemimpinannya, Romawi mencapai masa keemasan. Ia memprakarsai banyak proyek pembangunan di seluruh kekaisaran.