Baca Juga: Temuan Arkeologis Ungkap Manusia Purba Siapkan Makanan, Seperti Apa?
Baca Juga: Fakta Unik Neanderthal, Pandai Mengubur Jenazah Hingga Jadi Pemburu
Baca Juga: Bukti Baru Penggunaan Api Berasal dari Sekitar 780.000 Tahun yang Lalu
Baca Juga: Memecahkan Teka-teki Pergerakan Homo erectus Jawa di Asia Tenggara
"Studi kami menunjukkan bahwa mundurnya hutan di era Miosen-Pliosen akhir sekitar lima juta tahun yang lalu dan habitat sabana yang lebih terbuka sebenarnya bukan katalis untuk evolusi bipedalisme. Sebaliknya, pohon mungkin tetap penting untuk evolusinya—dengan pencarian pohon penghasil makanan kemungkinan merupakan pendorong sifat ini," kata Piel.
Namun, para peneliti menulis, kajian berdasarkan pengamatan simpanse ini mungkin punya kekurangan. Berjalan dua kaki adalah ciri khas manusia, dan mungkin kurang jika disandingkan dengan kera besar lainnya yang cenderung berjalan "dengan buku jari".
Pertanyaan yang masih misterius adalah apa alasan di balik manusia berjalan dua kaki sendirian di antara kera-kera lainnya?
"Sampai saat ini, banyak hipotesis untuk evolusi bipedalisme berbagi gagasan bahwa hominin (nenek moyang manusia) turun dari pohon dan berjalan tegak di tanah, terutama di lebih banyak gersang, habitat terbuka yang tidak memiliki tutupan pohon Data kami sama sekali tidak mendukung itu," terang rekan penulis Fiona Stewart, dari instansi yang sama dengan Piel.