Beragam Tradisi Natal Unik yang Dilakukan di Berbagai Negara

By Sysilia Tanhati, Senin, 19 Desember 2022 | 10:00 WIB
Tradisi Natal unik menyatu dengan kepercayaan dan adat istiadat kuno. (Nguyen Dang Hoang Nhu)

Pada abad ke-13, telur, buah ara, brendi atau sherry kadang-kadang ditambahkan. Eggnog menjadi lebih mahal ketika rempah-rempah seperti pala dan kayu manis dimasukkan.

Di abad ke-18, eggnog menjadi minuman yang populer saat Natal. Telur dan rum digunakan sebagai pengganti alkohol lain. Suhu dan rasa yang hangat berpadu serasi dengan suasana Natal. Mungkin juga kelangkaan rum selama Revolusi Amerika menjadi alasan mengapa minuman tersebut ditujukan untuk acara-acara khusus.

Pohon Natal menyambut kembalinya matahari

Sejauh 600 Sebelum Masehi, pohon cemara digunakan untuk merayakan Mithras Dewa Matahari. Budaya pemujaan matahari Eropa Utara berkaitan erat dengan pohon dan tumbuh-tumbuhan.

Menggantung dahan hijau di rumah seseorang dianggap membantu menghidupkan kembali matahari yang lemah ketika hari-hari paling gelap. “Ini dilakukan menjelang titik balik matahari musim dingin - 21 Desember di belahan bumi utara,” McDermott menjelaskan.

Baca Juga: Krampus, Putra Dewi Nordik Hel yang Ditakuti Anak Kecil saat Natal

 Baca Juga: Mengapa Kita Merasa Natal Seolah Datang Lebih Cepat setiap Tahunnya?

 Baca Juga: Mengulik Tradisi Memasang Pohon Natal, Siapa yang Memulainya?

 Baca Juga: Piet Hitam Si Pembantu Sinterklas, Rasisme dalam Budaya Natal Belanda 

Namun tradisi pohon Natal konon baru mulai dilakukan pada tahun 1605. Saat itu Martin Luther terinspirasi oleh keindahan pohon cemara di bawah langit malam berbintang pada suatu Malam Natal. Ia kemudian menebang pohon, membawanya pulang, dan mencoba membuat tiruannya dengan meletakkan lilin yang menyala di atasnya. Tidak butuh waktu lama bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama bahkan hingga kini.

Anak-anak yang meninggalkan susu dan kue untuk Sinterklas

Banyak anak meninggalkan kue dan susu (atau bir dan pai, serta suguhan lainnya) untuk Sinterklas pada malam Natal. Tradisi ini berawal dari mitologi Nordik kuno.

Dalam perjalanan berburu, Odin akan meninggalkan hadiah untuk kuda berkaki delapannya, Sleipnir. Anak-anak yang mengharapkan hadiah dari Odin, menyiapkan kue dan susu di rumahnya. Harapanya, sang dewa akan berhenti di rumah mereka, menikmati sajian, dan meninggalkan hadiah.

Seiring dengan berjalannya waktu, Sinterklas mengambil alih. Kuda berkaki delapan berubah menjadi rusa-rusa terbang yang membawa kereta Sinterklas. Kini, anak-anak meletakkan wortel atau Jerami untuk para rusa saat sang Sinterklas masuk ke rumah untuk meletakkan hadiah.