Pemain Sepak Bola di atas 35 Tahun Berisiko Terkena Sakit Jantung

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 19 Desember 2022 | 16:42 WIB
Untuk mengontrol lintasan bola, seorang pemain sepak bola harus memahami bagaimana mengarahkan kaki dan di mana bola harus melakukan kontak dengan kaki. (alphaspirit.it/Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id - Piala Dunia 2022 adalah pertandingan piala dunia terakhir bagi Lionel Messi bersama tim nasional Argentina. Kini ia berusia 35 tahun, dan kemenangannya menutup karir sepak bolanya untuk pensiun beberapa tahun ke depan. Kelak, Messi akan menjadi salah satu pemain melegenda seperti Maradona, Pele, Ronaldo, dan Ronaldinho.

Namun, tampaknya mantan pemain sepak bola profesional akan rentan terkena penyakit jantung. Sebuah studi baru mengungkapkan, penyakit itu bisa datang kepada pemain sepak bola profesional di atas 35 tahun akibat aktivitas olahraga beratnya.

Penelitian itu diungkap lewat makalah di jurnal The Internal Medicine Journal bertajuk "Master age football and cardiovascular risk" pada 8 Desember 2022. Para peneliti telah munsurvei 135 pemain sepak bola "usia Master" di umur 35 tahun ke atas yang bermain di pertandingan kompetitif.

“Meskipun olahraga teratur meningkatkan kesehatan, olahraga berat menyebabkan peningkatan sementara dalam risiko jantung," kata Geoffrey Tofler, penulis senior makalah tersebut dari Royal Australasian College of Physician (RACP), Australia, dikutip dari Eurekalert.

"Mampu mengenali tanda-tanda peringatan dari kejadian jantung yang akan datang sangat penting untuk mengurangi risiko tersebut selama berolahraga," lanjutnya. 

Rata-rata dari mereka berolahraga 3,6 hari per minggu. Setiap minggunya, rata-rata 2,6 jam untuk aktivitas sedang, dan 2,4 jam aktivitas berat. Tofler menjelaskan, risiko penyakit jantung meningkat ketika para peserta itu diperhitungkan dengan "faktor risiko yang sudah ada sebelumnya". Contoh faktor risiko itu misalnya hiperkolesterolmia, hipertensi, kadar merokok, berat badan, dan riwayat jantung keluarga. 

Hasilnya, satu dari lima para pemain sepak bola yang menjadi peserta penelitian ini, memiliki satu atau lebih kemungkinan gejala jantung selama pertandingan di tahun sebelumnya. Akan tetapi, hanya seperempatnya saja yang mencari pertolongan medis atas gejala yang didapat.

“Hampir setengah dari peserta tidak yakin apakah mereka akan mengenali gejala yang mungkin mereka alami selama pertandingan, seperti nyeri dada, sebagai indikator potensi risiko jantung yang serius," terang Tofler. 

Para pemain sepak bola profesional ini mengalami nyeri dada saat bermain. Sekitar setengah dari mereka mengaku untuk terus bermain selama lima hingga 10 menit sampai gejalanya hilang.

"Ini adalah statistik yang mengkhawatirkan, terutama ketika risikonya meningkat seiring bertambahnya usia," ia berpendapat. "Risiko ini bahkan lebih besar daripada yang jarang berolahraga atau tidak sama sekali."

Pemahaman soal faktor risiko jantung dan gejala potensialnya pada pemain sepak bola profesional belum dikaji memadai. Hal ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menjaga pola kesehatan mereka.

Baca Juga: Keramaian Suporter Sepak Bola Bisa Pengaruhi Keputusan Kartu Wasit