Indonesia Terancam Krisis Air Bersih di 2045, Pemanfaatan Embung dan Sumur Resapan Jadi Solusi

By Fathia Yasmine, Kamis, 22 Desember 2022 | 14:34 WIB
Ilustrasi krisis air bersih (DOK. Shutterstock)

Dari air tawar itu, hanya air permukaan sebesar 1,2 persen dan air tanah sebesar 30,1 persen yang dapat digunakan manusia. Sebanyak 68,7 persen sisanya tersimpan dalam gletser dan bongkahan es.

Penggunaan air tanah menjadi praktik yang banyak ditemukan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Akan tetapi, pemakaian air tanah dinilai akan membawa banyak masalah terhadap kelestarian lingkungan.

Dilansir dari Ground Water, penyedotan air tanah yang berlebihan tanpa pengawasan dapat mengakibatkan penurunan tanah hingga kontaminasi saline water di sekitar area pantai. 

Untuk menyiasati penggunaan air tanah yang berlebih, air laut bisa diolah menjadi air bersih melalui desalinasi. Namun, belum semua negara memiliki teknologi untuk melakukan hal tersebut. 

Oleh sebab itu, diperlukan upaya lain untuk dapat melestarikan ketersediaan air bersih di masa depan. Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) menjadi salah satu pihak swasta yang bekerja sama dengan perusahaan dan pemerintah daerah untuk melakukan langkah konservasi air bersih.

Baca Juga: Bagaimana Mengklasifikasikan Seluruh Ekosistem di Planet Bumi?

Tiga upaya konservasi air

CCFI berinisiatif melakukan tiga program konservasi air, yakni melalui pembangunan embung, pembuatan sumur resapan air, serta program air perpipaan (master meter).

Sebanyak tujuh embung telah dibangun oleh CCFI bersama dengan lembaga masyarakat di wilayah Jawa dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Lokasi pembangunan embung menyasar pada area yang rentan dilanda kekeringan akibat curah hujan rendah, serta memiliki tekstur tanah yang berbatu atau bertekstur sehingga sulit menyerap air.

Beriringan dengan pembuatan sejumlah embung, CCFI juga menginisiasi pembangunan 5.000 sumur resapan di area Jawa dan Sumatera. Sumur resapan dapat kembali menyerap air hujan ke dalam tanah sehingga mencegah banjir serta meningkatkan muka air tanah.

Selain itu, CCFI juga bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk melaksanakan program air perpipaan (master meter) di area masyarakat berpenghasilan rendah di Medan, Sumatera Utara.

Jaringan master meter juga ikut disediakan di daerah Surabaya, Jawa Timur. Ketiga program tersebut diharapkan mampu membantu masyarakat sekitar dalam mencegah kelangkaan air.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang ketiga program tersebut, Anda dapat mengikuti perjalanan tim National Geographic Indonesia ke lokasi-lokasi tempat program tersebut diselenggarakan melalui kanal YouTube National Geographic Indonesia di sini.