Sinterklas, begitu dia dikenal sekarang, pertama kali muncul di Harper's Magazine pada tahun 1863 dalam sebuah ilustrasi oleh Thomas Nast. Ia ditampilkan sebagai sosok bertubuh besar dengan janggut dan topi. Dan tentu saja, Sinterklas yang diilustrasikan oleh Nast adalah pemberi hadiah.
“Maka tidak aneh jika orang mengeklaim bahwa Sinterklas adalah penemuan Amerika,” kata Smith.
Tapi salah satu parade Sinterklas pertama berlangsung di Toronto pada tahun 1905. Parade ini diadakan sebagai acara promosi oleh Timothy Eaton untuk department store miliknya.
Baca Juga: Tanaman Obat Suku Aztec, Bagaimana Poinsettia Jadi Dekorasi Khas Natal?
Baca Juga: Beragam Tradisi Natal Unik yang Dilakukan di Berbagai Negara
Baca Juga: Kapan Sebenarnya Yesus Lahir? Tampaknya Bukan pada 25 Desember
Baca Juga: Mengulik Tradisi Memasang Pohon Natal, Siapa yang Memulainya?
Kaus kaki menjadi tradisi Natal modern lainnya selain pohon Natal dan Sinterklas. Namun, asal-usul tentang kaus kaki sedikit suram. Tradisi kaus kaki Natal berasal dari kisah Santo Nicholas sebagai uskup pada abad ke-4 di Myra.
“Ada seorang ayah yang memiliki tiga anak perempuan dan dia sangat miskin,” kata Smith. “Untuk memberi makan dirinya sendiri, dia hampir menjual ketiga putrinya.”
“Diduga, Nicholas datang dan melempar tiga kantong emas melalui jendela atau melalui cerobong asap. Dan menurut cerita, putri-putri menjemur kaus kaki mereka dan salah satu karung emas jatuh ke dalam kaus kaki itu.” Kisah ini telah melewati berbagai versi dan perubahan selama berabad-abad.
Kini, Sinterklas dan beberapa tradisi lain menjadi begitu populer dalam perayaan Natal di berbagai belahan dunia.