Prevalensi SCD di kalangan perokok dalam penelitian ini hampir 1,9 kali lipat dari bukan perokok. Prevalensi di antara mereka yang berhenti kurang dari 10 tahun yang lalu adalah 1,5 kali lipat dari bukan perokok.
Mereka yang berhenti lebih dari satu dekade sebelum survei memiliki prevalensi SCD sedikit di atas kelompok yang tidak merokok.
Baca Juga: Kenapa Masih Banyak Orang yang Merokok dan Sulit Untuk Berhenti?
Baca Juga: Sudah Seefektif Apa Strategi Pengendalian Konsumsi Rokok di Indonesia?
Baca Juga: Kebiasaan Merokok Sultan Agung dan Erotisme Roro Mendut Menjual Rokok
Baca Juga: Sejak Kapan Manusia Merokok? Ini Bukti Tertua Penggunaan Tembakau
“Temuan ini dapat menyiratkan bahwa waktu sejak berhenti merokok itu penting, dan mungkin terkait dengan hasil kognitif,” kata Rajczyk.
Kesederhanaan SCD, ukuran yang relatif baru, dapat digunakan untuk aplikasi yang lebih luas, katanya.
"Ini adalah penilaian sederhana yang dapat dengan mudah dilakukan secara rutin, dan pada usia yang lebih muda dari biasanya kita mulai melihat penurunan kognitif yang naik ke tingkat diagnosis Penyakit Alzheimer atau demensia," kata Rajczyk.
"Ini bukan kumpulan pertanyaan yang intensif. Ini lebih merupakan refleksi pribadi dari status kognitif Anda untuk menentukan apakah Anda merasa tidak setajam dulu."
Banyak orang tidak memiliki akses ke pemeriksaan yang lebih mendalam, atau ke spesialis, membuat aplikasi potensial untuk mengukur SCD menjadi lebih besar, katanya.
Wing mengatakan penting untuk dicatat bahwa pengalaman yang dilaporkan sendiri ini tidak berarti diagnosis, juga tidak mengkonfirmasi secara independen bahwa seseorang mengalami penurunan dari proses penuaan normal.
"Tapi, itu bisa menjadi alat yang murah dan sederhana untuk mempertimbangkan mempekerjakan secara lebih luas," katanya.