Baca Juga: Rumah Sakit Jiwa Gonjiam, Salah Satu Tempat Terseram di Korea Selatan
Baca Juga: Analisis DNA 76 Ribu Penderita Skizofrenia Mengungkap Gen Spesifik
Studi baru menunjukkan bahwa "orang dengan gangguan kejiwaan yang parah cenderung untuk kawin satu sama lain, dan cenderung untuk kawin dengan orang tanpa gangguan kejiwaan," terang Scott Wetzler, psikolog di Sistem Kesehatan Montefiore di New York yang tidak terlibat dalam studi.
Orang dengan gangguan kejiwaan yang parah cenderung mengalami kesulitan membangun hubungan sosial dengan orang lain pada umumnya, dan orang tanpa kondisi kejiwaan kurang bersedia menikah dengan orang dengan kondisi seperti itu. Kedua faktor ini juga dapat membantu menjelaskan hasil baru.
Dr. Matthew Lorber, psikiatri Rumah Sakit Lenox Hill di New York mengatakan bahwa meskipun alasan pasti di balik temuan baru ini masih belum jelas, hasilnya sangat penting untuk dipertimbangkan saat melakukan penelitian genetik di masa depan dan saat memikirkan insiden penyakit psikiatrik yang lebih tinggi dalam keluarga.
Jika dua orang yang sama-sama memiliki kondisi kejiwaan memiliki anak bersama, risiko anak tersebut juga mengalami kondisi tersebut meningkat.