Bahaya krisis iklim!
Pemanasan global memicu perubahan iklim. Hal ini bisa berdampak pada monsun di kawasan tropis. Contohnya, akibat perubahan iklim, pergerakan monsun setiap musim menjadi tidak bisa diprediksi.
Dampaknya bisa merugikan sektor pertanian yang seharusnya mempersiapkan tanaman, untuk kebutuhan pangan negara-negara tropis. Kebutuhan industri juga terganggu jika menggunakan PLTA yang seharusnya ramah karbon. Beberapa negara mungkin akan beralih ke pembangkit listrik yang justru memperparah perubahan iklim, diesel dan batu bara misalnya.
Baca Juga: Menumbuhkan Kembali Hutan Hujan Bantu Batasi Perubahan Iklim
Baca Juga: Mengapa Anak Muda Harus Terlibat dalam Gerakan Peduli Iklim?
Baca Juga: Peristiwa Cuaca Ekstrem Memicu Timbulnya Ancaman Penyakit Kulit
Baca Juga: Kekerasan terhadap Perempuan Diperkirakan Naik seiring Cuaca Ekstrem
Dampak buruk lainnya adalah pada kesehatan. Bagi penduduk di negara-negara yang bergantung pada monsun, mengalami berbagai penyakit yang tidak menentu. Ada penyakit berbahaya tropis yang bisa menyerang seperti malaria. Bahkan kekeringan ekstrem bisa memicu kelaparan.
Cuaca ekstrem semakin sulit diprediksi untuk kesiapsiagaan bencana akibat perubahan iklim. Kekeringan dan banjir besar bisa melumpuhkan sektor pertanian dan bisnis di kawasan-kawasan penting suatu negara. Pada akhirnya, krisis iklim tidak terhindarkan jika dipersiapkan dengan baik.
Dengan terjadinya krisis iklim yang terjadi akibat sulitnya menentukan cuaca, dan angin monsun yang semakin tidak jelas, ada ketimpangan sosial. Belum tentu semua orang bisa mendapatkan akses kesehatan dan pangan yang sama. Sebagian orang harus membayar mahal untuk perawatan kesehatan atau persediaan makanan. Sementara yang lain mungkin memiliki hak khusus dan memiliki pasokan berlebih karena latar belakang ekonominya.