Nationalgeographic.co.id - Dari sekian banyaknya permasalahan global, mulai dari wabah penyakit, resesi ekonomi, hingga perang antarnegara, kita tidak boleh melupakan masalah perubahan iklim. Periode wabah penyakit tertentu bisa berakhir, begitu pula dengan perang dan resesi, tetapi perubahan iklim akan terus berlanjut seiring dengan aktivitas umat manusia yang tidak ramah iklim.
Perubahan iklim adalah salah satu tantangan global paling kritis di zaman modern saat ini. Rentetan bencana alam, penularan penyakit mematikan dari hewan ke manusia, hingga kenaikan harga pangan, secara tegas menunjukkan kerentanan kita yang semakin besar terhadap perubahan iklim.
Kita perlu memahami betul bahwa dampak perubahan iklim jelas memengaruhi pertanian sehingga semakin membahayakan ketahanan pangan. Perubahan iklim juga memicu kenaikan permukaan laut dan percepatan erosi wilayah pesisir yang meningkatkan intensitas bencana alam, kepunahan spesies, dan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui vektor. Masalah ini sangat penting bagi setiap warga dunia. Oleh karena itu, diperlukan inisiatif untuk melawannya secara global.
Sebuah studi yang terbit di jurnal Indian Journal of Occupational and Environmental Medicine menunjukkan bahwa anak-anak muda memainkan peran penting dalam memerangi perubahan iklim. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah menekankan pentingnya peran anak-anak muda dalam memerangi masalah ilmiah yang kompleks dan kesulitan sosial yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.
Anak-anak muda perlu terlibat dalam gerakan peduli iklim karena merupakan generasi berikutnya yang menghuni bumi dan mewarisi tanggung jawab untuk melindungi planet ini. Ketimbang generasi tua, generasi anak mudalah yang juga bakal paling terdampak oleh efek perubahan iklim.
"Pendidikan pemuda merupakan salah satu alat paling efektif untuk memerangi potensi destruktif perubahan iklim dan menumbuhkan pemahaman internasional di antara anggota generasi berikutnya karena ini adalah proses jangka panjang yang akan berdampak pada generasi mendatang yang tak terbatas," tulis para peneliti dalam studi tersebut.
Ban Ki-moon, mantan Sekretaris Jenderal PBB, pernah mengatakan bahwa anak-anak muda yang mahir menyebarkan kebiasaan dan teknologi baru memiliki posisi yang baik untuk berkontribusi dalam memerangi perubahan iklim.
Baca Juga: Dimulai dari Tapak, Kunci Membangun Ketahanan terhadap Krisis Iklim
Baca Juga: Transisi Energi adalah Kunci Mengatasi Krisis Energi dan Krisis Iklim
Baca Juga: Bagaimana Perubahan Iklim Memengaruhi Air Laut dan Ekosistem?
Ban menekankan, “Mereka (anak-anak muda) mudah beradaptasi dan dapat dengan cepat menjadikan gaya hidup dan pilihan karier rendah karbon sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka."
"Oleh karena itu, anak-anak muda harus diberi kesempatan untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan di tingkat lokal, nasional, dan global. Mereka dapat secara aktif mendukung inisiatif yang akan mengarah pada pengesahan undang-undang yang berjangkauan luas," tegas Ban.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR