Nationalgeographic.co.id—Oetama Cup 2022, turnamen olahraga karyawan terbesar Kompas Gramedia, menggelar beberapa pertandingan olahraga serta kegiatan olahraga eksibisi yang tidak dilombakan pada September ini. Salah satunya adalah River Clean Up, kegiatan susur sungai sembari mengumpulkan sampah-sampah di sungai untuk dibuang di tempat yang seharusnya.
River Clean Up Oetama Cup 2022 diadakan pada 17 September lalu di Kali Pesanggrahan, Depok, Jawa Barat. Kegiatan ini digagas oleh KG Adventure, komunitas karyawan KG pencinta alam, dan berkolaborasi dengan National Geographic Indonesia melalui kampanye #SayaPilihBumi dan #SayaPejalanBijak.
Gagasan dari kegiatan ini dalah berusaha mengajak karyawan Kompas Gramedia secara khusus dan masyarakan secara umum untuk melakukan gerakan perubahan perilaku guna menjaga lingkungan demi kondisi bumi yang lebih baik. Kegiatan ini juga melibatkan Komunitas De Kap Pesanggrahan yang kerap berkegiatan susur sungai di bantaran Kali Pesanggrahan.
"River clean up diharapkan tidak hanya berhenti jadi program insidental pada momen Oetama Cup saja, tapi bisa menjadi gerakan yang berkelanjutan dengan melibatkan lebih banyak komunitas. Terima kasih untuk semua pihak yang telah turun tangan untuk bersih-bersih sungai," kata Ilham Khoiri, GM Communication Management & Bentara Budaya Kompas Gramedia.
Kegiatan susur sungai ini menempuh jarak 3 kilometer, dengan titik mula di Studio Hanafi, Meruyung, dan titik akhir Jalan Bandung, Cinere. Kegiatan ini tidak hanya mengurai aliran air sungai yang tersumbat oleh sampah, tetapi juga membersihkan daerah bantaran sungai dari sampah plastik. Ketua KG Adventure Bonifasius July dari Gramedia Printing, atau akrab disapa Boni, menyebutkan bahwa kegiatan River Clean Up ini dipilih untuk mengingatkan peserta akan pentingnya sungai.
"Seperti yang diketahui, dari sejarah mana pun awal peradaban bermula dari sekitaran sungai, yang artinya peran sungai sangat vital dalam kehidupan. Sungguh ironis apabila melihat kondisi sekarang di mana sungai jadi tempat pembuangan sampah akhir," ujar Boni.
Diky Wahyudi Lubis, Business Manager National Geographic Indonesia, juga sangat berharap kegiatan kolaborasi membersihkan sungai seperti ini tidak hanya dalam bentuk seremonial saja, akan tetapi bisa jadi gerakan kepedulian yang masif bagi siapa saja untuk menjaga sungai sebagai bagian dari halaman depan rumah kita bersama sejak sekarang. "Jika kita ingin menjadikan sungai atau laut Indonesia menjadi halaman depan rumah kita, tentunya kita semua tidak mau jika halaman rumah kita sendiri kotor dan bau, kan," ucap Diky.
"Ini juga yang menjadi komitmen utama dari National Geographic Indonesia melalui gerakan #SayaPilihBumi dan #SayaPejalanBijak, bagaimana kita semua punya peranannya masing-masing untuk ikut terlibat menjaga lingkungan dari hal paling sederhana dan mudah, salah satunya bagaimana kita bisa menjaga sungai kita hari ini dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas air sungai agar tetap berfungsi sesuai peruntukannya. Ini adalah aksi nyata yang kami lakukan bersama rekan-rekan karyawan Kompas Gramedia untuk menghormati, menghargai dan menjaga kebersihan sungai sebagai bentuk kolaborasi kebaikan demi lingkungan," tambah Diky.
Kali Pesanggrahan mengalir membelah kota Jakarta, melintasi bagian barat kota mengalir dari Kabupaten Bogor, melintasi Kota Depok, Jakarta Selatan hingga akhirnya ke Tangerang, Banten. Air sungai ini memancar dari Tanah Sareal hingga bermuara di Teluk Gong Cengkareng. Sungai ini mengular sepanjang 66,7 kilometer melintas hamparan datar.
Denyut kehidupan masa lampau di kawasan ini pernah bergantung kepada aliran air Kali Pesanggrahan. Kini Kali Pesanggrahan tidak sejernih masa jayanya. Keruh dan sampah melayang di sepanjang alirannya. Tidak hanya itu, kali ini juga kerap dituding sebagai biang banjir lantaran alirannya kerap menggenangi sejumlah kawasan. Sungai yang sungguh malang dan tercampakkan.
Menuju peringatan “World Clean Up Day”, #SayaPejalanBijak dan #SayaPilihBumi bersama Komunitas KG Adventure dan Komunitas De Kap Pesanggrahan ingin memuliakan sungai ini dengan membersihkan alirannya dari sampah yang mencemar. Kegiatan ini ingin mulai membangun kesadaran bagaimana mengubah cara pandang untuk menjadikan sungai menjadi halaman depan rumah kita dan mengembalikan nadi peradaban kita.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR