Dalam penelitian ini mereka dicirikan dengan menerapkan pencitraan canggih untuk mengukur partikel hingga berukuran 11 µm.
Baca Juga: Ekspedisi Sungai Nusantara 2022: Sungai Indonesia Banjir Mikroplastik
Baca Juga: Parasit Berbahaya Buat Manusia Bisa Menumpang Lewat Mikroplastik
Baca Juga: Mikroplastik Ditemukan di Paru-paru Manusia untuk Pertama Kalinya
Baca Juga: Mengapa Kotoran Bayi Banyak Mengandung Mikroplastik daripada Kita?
Status degradasi partikel yang terkubur diselidiki, dan ditemukan bahwa, setelah terperangkap di dasar laut, partikel tersebut tidak lagi terdegradasi, baik karena kurangnya erosi, oksigen, atau cahaya.
“Proses fragmentasi sebagian besar terjadi di sedimen pantai, di permukaan laut, atau di kolom air. Setelah terendapkan, degradasinya minimal, jadi plastik dari tahun 1960-an tetap berada di dasar laut, meninggalkan bekas polusi manusia di sana,” kata Patrizia Ziveri, profesor ICREA di ICTA-UAB.
Inti sedimen yang diselidiki dikumpulkan pada November 2019, di atas kapal oseanografi Sarmiento de Gamboa, dalam ekspedisi yang berangkat dari Barcelona ke pantai Delta Ebro, di Tarragona, Spanyol.
Kelompok penelitian memilih Laut Mediterania barat sebagai wilayah studi, khususnya Delta Ebro, karena sungai dikenal sebagai titik panas beberapa polutan, termasuk mikroplastik.
Selain itu, masuknya sedimen dari Sungai Ebro memberikan tingkat sedimentasi yang lebih tinggi daripada di lautan terbuka.