Nationalgeographic.co.id—Mikroplastik kini dapat ditemukan di mana saja, termasuk dalam tubuh manusia. Partikel plastik berukuran kurang dari lima milimeter ini bisa masuk melalui makanan, minuman maupun udara yang kita hirup.
Untuk pertama kalinya, mikroplastik ditemukan jauh di dalam paru-paru manusia hidup. Dilansir dari The Guardian, partikel ditemukan hampir di semua sampel yang dianalisis.
Para ilmuwan mengatakan dengan polusi mikroplastik di mana-mana mengakibatkan manusia tidak dapat terhindar dari paparannya. Maka dari itu ada peningkatan kekhawatiran mengenai bahaya terhadap kesehatan.
Dalam penelitian ini sampel diambil dari jaringan 13 pasien yang menjalani operasi. Hasilnya mikroplastik ditemukan pada 11 sampel jaringan paru-paru. Partikel yang paling umum adalah polypropylene, digunakan dalam kemasan plastik dan pipa, dan PET, digunakan dalam botol.
Dua penelitian sebelumnya telah menemukan mikroplastik pada tingkat yang sama tinggi di jaringan paru-paru. Kala itu sampel diambil selama otopsi. Penyakit juga timbul pada pekerja yang terpapar mikroplastik tingkat tinggi.
Pada Maret 2022, mikroplastik terdeteksi dalam darah manusia untuk pertama kalinya Menunjukkan partikel dapat melakukan perjalanan ke seluruh tubuh dan dapat bersarang di organ.
Efeknya terhadap kesehatan masih belum diketahui. Tetapi para peneliti merasa khawatir karena mikroplastik menyebabkan kerusakan sel manusia di laboratorium. Partikel polusi udara juga sudah diketahui masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan jutaan kematian dini setiap tahun.
“Kami tidak menyangka akan menemukan jumlah partikel terbanyak di bagian bawah paru-paru, atau partikel dengan ukuran yang kami temukan,” kata Laura Sadofsky dari sekolah kedokteran Hull York di Inggris, penulis senior studi tersebut.
Laura mengaku terkejut karena saluran udara lebih kecil di bagian bawah paru-paru. Dia dan tim menduga partikel seukuran itu akan disaring atau terperangkap sebelum masuk di bagian tersebut.
“Data ini memberikan kemajuan penting di bidang polusi udara, mikroplastik, dan kesehatan manusia,” katanya.
Informasi tersebut dapat digunakan untuk menciptakan kondisi yang realistis bagi eksperimen laboratorium untuk menentukan dampak kesehatan. Penelitian telah dipublikasikan di jurnal Science of the Total Environment dengan judul Detection of microplastics in human lung tissue using μFTIR spectroscopy.
Para ahli menganalisis partikel hingga ukuran 0,003 milimeter. Mereka menggunakan spektroskopi untuk mengidentifikasi jenis plastik. Selain itu, mereka juga menggunakan sampel kontrol untuk memperhitungkan tingkat dasar kontaminasi.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | The Guardian,Hull York Medical School |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR