Rawa dan Sabana Taman Nasional Wasur: Antara Surga dan Neraka

By Utomo Priyambodo, Jumat, 6 Januari 2023 | 07:00 WIB
Sabana Youram di Taman Nasional Wasur. Hanya ada satu pohon yang berdiri di sana, yakni pohon asam jawa. Di bawah pohon itu tim National Geographic Indonesia mendirikan tenda untuk bermalam. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.id—Untuk bertahan hidup di Sabana Youram, Agus Prijono terpaksa mandi minyak setiap malamnya. Berbagai macam minyak, mulai dari losion antinyamuk hingga minyak kayu putih, ia baluri ke sekujur tubuhnya. Minyak oles ini adalah senjata perangnya melawan nyamuk, agas, dan serangga-serangga lain selama ia tidur di dalam tenda di tengah sabana yang ada di Taman Nasional Wasur itu.

Agus Prijono adalah penulis kontributor National Geographic Indonesia. Bersama para awak redaksi lainnya pada akhir tahun lalu, ia menjalankan ekspedisi ke taman nasional Indonesia paling timur itu. Letaknya di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, berbatasan dengan negara Papua Nugini.

Menyingkat kata, berdasarkan pengalamannya selama Oktober-November lalu, Agus menjuluki Taman Nasional Wasur sebagai wilayah antara surga dan neraka. Pemandangan alamnya bagaikan surga, tapi kondisi cuacanya bagaikan neraka.

Secara khusus, Agus menjuluki momen sore hari di Sabana Youram sebagai senja neraka. "Kalau pas senja itu, waduh, kita harus benar-benar prepare menjaga tubuh kita dari gigitan nyamuk, agas, dan serangga Papua lain," ujar Agus dalam Bincang Redaksi-55 National Geographic Indonesia bertajuk "Di Balik Layar Penugasan Pusparagam Wasur" pada Kamis, 5 Januari 2023.

"Kalau menjelang subuh dan magrib, banyak serangan nyamuk dan agas," imbuhnya.

Di Sabana Youram, Agus tidur di dalam tenda yang didirikan di bawah sebuah pohon asam jawa. Uniknya, ini adalah satu-satunya pohon yang tumbuh di sabana tersebut.

Agus menyebut cuaca di Sabana Youram bagaikan surga karena sepanjang hari terasa panas. "Cuacanya itu hangat dan panas. Jadi dingin itu nggak ada," sebut Agus. Rekannya yang lain menyebut cuaca Youram hanya ada panas dan sangat panas.

"Kalau masuk tenda, panasnya minta ampun!" seru Agus. "Salah satu trik untuk hidup di sana, ya, pakai kelambu dan minyak oles, tapi malah bikin tubuh tambah panas."

Meskipun sudah panya minyak dan losion antinyamuk pun, tubuh Agus dan rekan-rekannya tak otomatis terbebas dari serangan nyamuk dan serangga lain. Ingat, ini di tengah Sabana Youram, Bung! Jantung Taman Nasional Wasur.

"Jadi setiap pagi, bangun dari tidur, kami mengecek badan kami, apakah penuh bentol gigitan serangga."

Sebagai orang kota, Agus dan rekan-rekannya cukup kaget mendapat pelajaran sekaligus pengalaman baru ini. Ilmu anyar bertahan hidup di lingkungan sabana Papua.

Secara kenegaraan, Wasur berada di Indonesia. Namun, kalau secara ekosistem, menurut Agus, wilayah ini lebih terkait dengan Australia bagian utara. "Jadi, kami ke Wasur yang ada di Indonesia, tapi sebenarnya kami juga merasakan bagaimana (cuaca dan kondisi lingkungan) daratan utara Australia" yang panas.