Rawa dan Sabana Taman Nasional Wasur: Antara Surga dan Neraka

By Utomo Priyambodo, Jumat, 6 Januari 2023 | 07:00 WIB
Sabana Youram di Taman Nasional Wasur. Hanya ada satu pohon yang berdiri di sana, yakni pohon asam jawa. Di bawah pohon itu tim National Geographic Indonesia mendirikan tenda untuk bermalam. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Meski cuacanya seperti neraka, Taman Nasional Youram memiliki pemandangan alam bak nirwana. Berbagai jenis burung air dan terestrial ada di sana.

"Perjalanan dari Rawa Biru ke Sabana Youram itu adalah surga avifauna. Teman-teman yang suka burung-burung itu akan dimanjakan. Wah, itu nggak keitung jumlahnya dan ada segala macam burung."

Agus dan rekan-rekannya menelusuri Rawa Biru dengan menggunakan tujuh kole-kole warga setempat. Perahu serupa kano ini menjadi alat transportasi yang andal di perairan rawa yang dangkal dan bercelah sempit, menempuh jalur sepanjang 15 hingga 20 kilometer untuk mencapai Sabana Youram. Rawa Biru dan Sabana Youram adalah bagian dari Ramsar di Wasur.

Mama Yuliana Ndiken bersama anjing kesayangannya, Lion, di atas kole-kole di Rawa Biru, Taman Nasional Wasur. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Sebagai satu dari tujuh situs Ramsar atau lahan basah di Indonesia, Wasur punya kekayaan ekosistem yang melimpah di sepanjang pesisir, rawa, dan sabananya. Lahan basah menjadi ekosistem paling produktif di dunia, hunian bagi pusparagam kehidupan. Kawasan ini juga menjadi penyedia air bersih dan suaka plasma nutfah.

Taman nasional ini merupakan habitat bagi 80 spesies mamalia, surga bagi 403 spesies burung, 48 spesies serangga, 72 spesies ikan, 21 spesies reptil dan amfibi. Semuanya menghuni dalam bentang 14 tipe hutan.

Ratusan macam spesies burung inilah yang dilihat Agus dan rekan-rekan. "Itu yang membuat kami lupa dengan segala kesengsaraan tadi. Gatalnya lupa, nyamuknya lupa. Jadi lupa dengan melihat burung-burung ini."

Baca Juga: Pusparagam Wasur: Kisah Pelestarian yang Mengakar pada Budaya

Baca Juga: Menghuni Pulau Palmerston: Satu Pria, Tiga Istri, dan Surga Kelapa

Baca Juga: Pusparagam Cycloop: Patroli Warga Menjaga Sang Ibu Kehidupan 

"Sepanjang pengalaman saya," tegas Agus yang pernah menjelajahi berbagai taman nasional di Indonesia, "Wasur adalah tempat paling mudah untuk mengamati burung. Dan nggak ada bosannya, karena burungnya bermacam-macam."

"Begitu pulang (dari Wasur), saya ingin kembali lagi, lupa dengan kesengsaraan tadi."