'Cahaya Hantu' Galaksi Temuan Hubble Membentang Jauh ke Masa Lalu

By Wawan Setiawan, Sabtu, 7 Januari 2023 | 14:00 WIB
Cahaya hantu di gugus galaksi masif bernama SPT-CL J2106-5844 yang ditangkap oleh Hubble. (NASA, ESA, STScI)

Jika bintang pengembara diproduksi melalui permainan pinball yang relatif baru di antara galaksi, mereka tidak akan memiliki cukup waktu untuk menyebar ke seluruh medan gravitasi gugus dan karena itu tidak akan melacak distribusi materi gelap gugus. Tetapi jika bintang-bintang lahir di tahun-tahun awal gugus, mereka akan tersebar sepenuhnya di seluruh gugus. Ini akan memungkinkan para astronom menggunakan bintang-bintang yang tidak patuh untuk memetakan distribusi materi gelap di seluruh gugus.

Teknik ini baru dan melengkapi metode tradisional pemetaan materi gelap dengan mengukur bagaimana seluruh gugus melengkungkan cahaya dari objek latar belakang karena fenomena yang disebut pelensaan gravitasi.

Cahaya intracluster pertama kali terdeteksi di gugus galaksi Coma pada tahun 1951 oleh Fritz Zwicky. Ia melaporkan bahwa salah satu penemuannya yang paling menarik adalah mengamati materi intergalaksi yang redup dan bercahaya di gugus tersebut. Karena gugus Coma, yang berisi setidaknya 1.000 galaksi, adalah salah satu gugus terdekat ke Bumi (330 juta tahun cahaya), Zwicky mampu mendeteksi cahaya hantu itu bahkan hanya dengan teleskop 18 inci yang sederhana.

Kemampuan dan kepekaan teleskop luar angkasa James Webb milik NASA akan sangat memperluas pencarian bintang intracluster ini jauh lebih dalam ke alam semesta, dan karenanya akan membantu memecahkan misteri tersebut.