Wanita Muslimah yang Tangguh dalam Pertempuran itu Bernama Khawla

By Galih Pranata, Minggu, 8 Januari 2023 | 16:00 WIB
Ilustrasi Khawla binti al Azwar, seorang petarung wanita muslimah yang tangguh. (Dreamstime)

Nationalgeographic.co.id—Khawla binti al Azwar (hidup di era 600-an M) adalah seorang penyair dan pejuang Arab Muslim yang menemani kakak laki-lakinya selama penaklukan Islam di Suriah, Palestina, dan Yordania.

Khawla yang tangguh itu bertempur di sisi kakaknya, dan memimpin pasukannya sendiri dalam komando independen di banyak pertempuran, dan menjadi terkenal karena keterampilan bertarung, keberanian, dan ketangguhannya.

Khawla juga belajar puisi dari saudara kandungnya, yang menjadi penyair dan pejuang terkenal. Ketika saudara laki-lakinya memeluk agama Islam, Khawla mengikutinya dan menjadi seorang muslimah.

"Ia merupakan putri seorang kepala suku, di masa mudanya dia diajari keterampilan prajurit seperti ilmu pedang dan menunggang kuda di sisi kakaknya," tulis Khalid Elhassan kepada History Collection.

Ia menulisnya dalam sebuah artikel berjudul "The Most Formidable Women in History that Made Men Cower Before Them" yang diterbitkan pada 23 April 2022.

Dia pertama kali dikenal sebagai pejuang yang tangguh pada tahun 634 M, dalam pengepungan Arab di Damaskus, ketika saudara laki-lakinya terluka dan ditawan oleh para pembela kota Bizantium.

Pada pertempuran Ajnadayn di tahun 634 M, saudara laki-laki Khawla kembali ditawan, dan dia kembali bergegas untuk menyelamatkannya, menutupi wajahnya dan menyerang sendirian sampai bala bantuan tiba.

Khawla mengenakan baju besi dan lengan, menutupi wajahnya dengan selendang untuk menyembunyikan jenis kelaminnya, dan menyerbu barisan belakang Bizantium sendirian. Dia berjuang sampai bala bantuan tiba untuk menyelamatkan kakaknya dari penangkaran.

Pada saat Bizantium dapat dikalahkan, Khawla dalam kondisi berlumuran darah. Komandan tentara, Khalid ibn al Walid, yang tidak mengetahui identitas atau jenis kelaminnya, memerintahkannya untuk melepaskan penutup dari wajahnya.

Baca Juga: Bukan Hiasan Belaka, Ini Sejarah Penting Ubin Azulejo dari Portugal

Baca Juga: Subang Larang, Wanita Muslim di Pajajaran dalam Cerita Rakyat Subang

Baca Juga: Perkembangan Islam di Singapura, Kota Perdagangan Laut yang Penting 

Khalid terkejut bahwa ia adalah wanita, bernama Khawla. Akhirnya, sang komandan menempatkannya sebagai komando kolom bergerak dalam mengejar tentara Bizantium yang lari tunggang langgang menyelamatkan diri.

Pada kesempatan lain, Khawla sendiri ditangkap dalam penggerebekan di kamp Muslim, dan ditawan bersama wanita interniran lainnya. Mereka dibawa ke tenda jenderal musuh, yang kemudian wanita tawanan di antara para perwiranya dijadikan sebagai budak dan selir.

Namun saat malam menjelang, Khawla membangunkan para wanita tawanan untuk merebut tiang tenda sehingga tenda jatuh dan menimpa para perwira musuh yang masih terlelap.

Alhasil, para tawanan melarikan diri saat kebingungan melanda para perwira yang tertimpa tenda.

Sampai hari ini, dia dikenang sebagai salah satu pejuang wanita terhebat dalam sejarah Islam, hampir tidak ada kota besar di dunia Muslim yang tidak memiliki setidaknya satu sekolah yang dinamai dengan namanya.