Iklan Postspaarbank dalam Propaganda Bank di Zaman Hindia Belanda

By Galih Pranata, Rabu, 11 Januari 2023 | 07:05 WIB
Gedung Postspaarbank di Weltevreden (kini kecamatan Gambir, Jakarta Pusat) pada tahun 1925–1930. (Wikimedia Commons)

Baca Juga: 'Baboe' Layaknya Ibu Peri bagi Anak-anak Eropa di Hindia Belanda 

Penegasan pada bentuk semiotika dari ilustrasi tersebut dilakukan dengan memberikan sebuah statement: “dengan mencelengkan uang kauterluput dari kesususahan”, yang menunjukkan bahwa melalui menabung maka seseorang tidak akan mengalami kesulitan secara finansial.

Sejak saat itu, propaganda dan edukasi melalui sosialisasi mulai digencarkan. Bangsawan berduit mulai menaruh kepercayaan pada bank. Dari sini, sejarah perbankan di Indonesia bermula.

Ketika Jepang menguasai Batavia pada tahun 1942, mereka mengeluarkan likuidasi dalam bentuk moratorium yang berlaku bagi semua bank milik Belanda termasuk Postspaarbank yang diambil alih oleh Pemerintah Jepang tepat pada tanggal 1 April 1942.

Dalam peralihan kekuasaan tersebut, nama Postspaarbank berubah menjadi Tyokin Kyoku (Biro Deposito). Tatkala Indonesia merdeka [pada 1945, saham itu dinasionalisasi dan berganti nama menjadi Bank Tabungan Negara atau disingkat BTN.