Kesejahteraan Mental Saat Remaja Punya Dampak Kesehatan Semasa Dewasa

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 13 Januari 2023 | 15:00 WIB
Kesejahteraan mental seperti rasa optimisme dan dicintai, bisa berdampak pada kesehatan kardiometabolik saat menginjak masa dewasa. (Helena Lopez)

Nationalgeographic.co.id—Sahabat, apakah Anda di usia kisaran 20-an dan 30-an tahun? Bagaimana kabar kesehatan kardiometabolik Anda? 

Kesehatan kardiometabolik yang baik membuat Anda lebih aman dari beberapa jenis penyakit seperti obesitas abdominal, peningkatan kadar trigliserida, penurunan HDL-kolestoral, peningkatan kadar glukosa, dan peningkatan tekanan darah. Jika Anda masih fit, terbebas dari penyakit ini, hal itu disebabkan kesejahteraan mental Anda di masa remaja.

Menurut sebuah penelitian di Journal of American Heart Association, remaja yang merasakan optimisme, kebahagiaan, harga diri, rasa memiliki, dan merasa dicintai ternyata memungkinkan untuk fit secara kesehatan kardiometabolik di usia 20-an dan 30-an. Makalah itu berjudul "Adolescent Psychological Assets and Cardiometabolic Health Maintenance in Adulthood: Implications for Health Equity" yang dipublikasikan pada 11 Januari 2023.

Hasilnya, lebih baik dibandingkan dari mereka yang pada masa remajanya lebih sedikit mendapatkan kebahagiaan kesehatan mental positif seperti ini. Sebelumnya, dugaan ini sudah diperkirakan para ahli, tetapi baru kali ini penelitiannya mengungkapkan berdasarkan temuan dari kalangan orang dewasa yang lebih tua.

Fokus pada penelitian itu adalah melihat kehidupan awal mereka. Kemudian dihubungkan dengan ukuran kesehatan kardiometaboliknya, termasuk indikator terkait kadar gula darah dan peradangan yang mungkin diidap mereka.

“Dalam studi ini, kami ingin mengubah paradigma kesehatan masyarakat dari fokus tradisional pada defisit menjadi fokus pada pembangunan sumber daya," kata penulis utama studi Farah Qureshi di Heart.org. Qureshi menjabat sebagai asisten profesor di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, AS.

Penelitiannya juga melibatkan dampak diskriminasi dan risiko sosial yang dialami, terutama oleh kalangan remaja kulit berwarna. Sebab remaja kulit berwarna di AS, secara sosial, lebih mungkin terkena diskriminasi di lingkungannya. Hal ini membuat para peneliti menduga akan berdampak pada kesehatan kardiometaboliknya saat dewasa.

Jadi, para peneliti memeriksa data dari 3.500 murid SMA di AS dari tahun 1994. Data tentang kesehatan dan kesejahteraan, secara berkala, dikumpulkan para peneliti. Data terbaru yang mereka kumpulkan adalah pada tahun 2018, ketika para murid SMA itu kini berusia rata-rata 38 tahun.

Baca Juga: Tiga Resep Bahagia Orang Finlandia, Salah Satunya Mensyukuri Alam

Baca Juga: Benarkah Wanita yang Memilih Tak Menikah Hidupnya Lebih Bahagia?

Baca Juga: Penelitian Psikologi tentang Petunjuk Praktis Bahagia dengan Berhemat

Baca Juga: Partikel Halus Terkait dengan Serangan Asma pada Anak-anak Perkotaan