Ada Kemungkinan Ancaman pada Lapisan Ozon karena Letusan Hunga Tonga

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 27 Januari 2023 | 12:00 WIB
Satelit GOES-17 menangkap gambar awan payung yang dihasilkan oleh letusan bawah laut gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada 15 Januari 2022. Dampak letusannya bisa jadi berdampak pada lapisan ozon akhir tahun ini. (NASA Earth Observatory / Joshua Stevens / GOES / NOAA / NESDIS)

Baca Juga: Partikel Halus Terkait dengan Serangan Asma pada Anak-anak Perkotaan

Baca Juga: Perubahan Iklim Bukan Satu-satunya Ancaman bagi Spesies yang Rentan

Baca Juga: Seperti Apa Kebijakan Dekarbonisasi untuk Menghadapi Krisis Iklim?

"Kami tidak mengerti persis apa yang mendorong variabilitas tahun-ke-tahun ini," kata Peuch. "Ini seperti cuaca. Satu tahun, stratosfer akan lebih dingin dari tahun berikutnya. Anda mengalami periode yang lebih panas dan lebih dingin, dan dengan itu, Anda memiliki pola variabilitas yang berbeda dalam ukuran lubang ozon. Ini masih dalam area penelitian."

Newman mengatakan, meski memperkirakan efek Hunga Tonga pada lubang ozon di atas Antartika tahun depan baru sekadar spekulasi, dia cukup yakin para ilmuwan akan melihat perbedaannya.

Yang perlu dikhawatirkan adalah perubahan iklim yang bisa berdampak pada lapisan ozon. Menurut pemantauan lingkungan Copernicus dari Eropa, lubang ozon dari tiga tahun terakhir sangat besar. Lubangnya tetap ada hingga Desember, padahal seharusnya bisa ditutup pada akhir November.

Peuch berpendapat, perilaku yang tidak biasa ini mungkin disebabkan fluktuasi ukuran dan kekuatan pusaran kutub. Perubahan penutupan ini bisa jadi disebabkan konsekuensi dari perubahan iklim, sehingga kondisi pusaran kutub jadi lebih dingin dari biasanya. Inilah yang membuat lubangnya jadi awet.