Inti Bumi Kini Berputar Lebih Lambat dari Permukaan, Berbahayakah?

By Wawan Setiawan, Kamis, 26 Januari 2023 | 16:00 WIB
Studi baru mengungkap fenomena siklus periodik inti bumi setiap 60 hingga 70 tahun. (Argonne National Laboratory/flickr)

Nationalgeographic.co.id—Inti dalam bumi, telah berhenti berputar lebih cepat dari permukaan planet dan mungkin sekarang berputar lebih lambat dari itu, menurut studi baru yang mengejutkan belum lama ini. Studi tersebut yang menyelidiki jangkauan terdalam planet kita dengan gelombang seismik dari gempa bumi.

Hasil yang mencengangkan menunjukkan bahwa inti Bumi melambat dan kemungkinan berubah arah pada siklus periodik yang berlangsung sekitar 60 hingga 70 tahun. Ini adalah sebuah penemuan yang mungkin memecahkan misteri lama tentang iklim dan fenomena geologis yang terjadi pada jangka waktu yang sama, dan yang memengaruhi kehidupan di planet kita ini.

"Kami percaya inti dalam berotasi, relatif terhadap permukaan bumi, bolak-balik, seperti ayunan," kata penulis studi tersebut, Xiaodong Song dan Yi Yang dari Universitas Peking China, kepada AFP.

Pasti Anda masih ingat dengan plot film bencana tahun 2003 yang berjudul The Core. Tapi Anda tidak perlu khawatir, ini bukanlah kiamat yang datang dan menghancurkan planet kita, ini hanya bagian dari siklus periodik yang melihat arah rotasi inti dalam berubah setiap 60 hingga 70 tahun atau lebih. Sementara rotasi inti memengaruhi lingkungan permukaan Bumi, para ilmuwan menganggap sakelar putaran berkala ini adalah bagian normal dari perilakunya yang tidak menimbulkan risiko bagi kehidupan di planet kita.

“Ada dua kekuatan besar yang bekerja di inti dalam,” kata Yang  dan Song. “Salah satunya adalah gaya elektromagnetik. Medan magnet bumi dihasilkan oleh gerakan fluida di inti luar. Medan magnet yang bekerja pada inti dalam logam diharapkan mendorong inti dalam untuk berputar dengan kopling elektromagnetik. Yang lainnya adalah gaya gravitasi. Mantel dan inti dalam sama-sama sangat heterogen, sehingga gravitasi di antara strukturnya cenderung menyeret inti dalam ke posisi kesetimbangan gravitasi, yang disebut kopling gravitasi.”

Inti dalam Bumi adalah bola logam padat yang berukuran 75 persen ukuran Bulan. Itu dapat berputar pada kecepatan dan arah yang berbeda dibandingkan dengan planet kita karena terletak di dalam inti luar yang cair, tetapi para ilmuwan tidak yakin secara pasti seberapa cepat ia berputar atau apakah kecepatannya bervariasi dari waktu ke waktu.

“Jika kedua gaya tidak seimbang, inti dalam akan berakselerasi atau melambat,” tambah Yang dan Song. “Baik medan magnet maupun rotasi bumi memiliki periodisitas yang kuat selama 60-70 tahun. Kami percaya bahwa osilasi inti dalam selama 70 tahun yang diusulkan didorong oleh gaya elektromagnetik dan gravitasi.”

Temuan mereka kini telah diterbitkan di jurnal Nature Geoscience pada 23 Januari 2023 dengan judul makalah “Multidecadal variation of the Earth’s inner-core rotation.”

ilustrasi inti Bumi. Inti dalam Bumi adalah bola logam padat yang berukuran 75 persen ukuran Bulan. (Naeblys)

Song telah menghabiskan beberapa dekade mencoba mengungkap misteri inti dalam dengan mempelajari gelombang seismik yang melewati wilayah yang jauh ini. Dia adalah bagian dari tim yang pertama kali melaporkan bukti rotasi inti dalam pada tahun 1996 dengan mengukur sedikit perubahan waktu (atau "temporal") dalam gelombang ini, yang dihasilkan oleh gempa bumi.

“Beberapa peneliti masih berpendapat bahwa perubahan temporal tidak berasal dari rotasi inti dalam, tetapi dari deformasi lokal pada batas inti dalam,” kata Yang dan Song. Dengan studi baru mereka, pasangan tersebut mencoba mengumpulkan lebih banyak data dalam durasi yang lebih lama untuk menguji model yang berbeda.

Baca Juga: Ahli Paleontologi dan Geologi Merekonstruksi Reptil Laut Purba