Sun Yaoting, Kasim Terakhir Kekaisaran Tiongkok di Kota Terlarang

By Sysilia Tanhati, Minggu, 29 Januari 2023 | 10:00 WIB
Sun Yaoting merupakan kasim terakhir dari Kekaisaran Tiongkok di Kota Terlarang. Bertahan hidup lebih lama dari kasim yang tersisa, ia menjadi sisa-sisa peninggalan dari era kekaisaran dan bagian dari sejarah yang hidup. (Print Collector)

Baca Juga: Saat Kebiri Jadi Alat untuk Mendapatkan Posisi Kasim di Tiongkok

Baca Juga: Wei Zhongxian, Kasim Tiongkok yang Memiliki Kekuatan Setara Kaisar

"Anak laki-laki kita menderita dengan sia-sia," kata ayahnya, menangis sambil memukul dadanya, ketika mengetahui bahwa Kaisar Puyi telah digulingkan. "Mereka tidak membutuhkan kasim lagi!"

Yaoting memiliki kehidupan yang sangat tragis. Dia mengira pengorbanannya berharga untuk ayah dan keluarganya, tetapi rupanya itu semua sia-sia.

Kesempatan untuk melayani keluarga kaisar

Mantan kaisar muda itu akhirnya diizinkan untuk tinggal di istana dan Yaoting bangkit untuk menjadi pelayan permaisuri. Namun ketika keluarga kekaisaran begitu saja diusir dari Kota Terlarang, itu mengakhiri tradisi dan impian Yaoting.

"Dia dikebiri, lalu kaisar turun takhta. Ia berhasil masuk ke Kota Terlarang lalu Puyi diusir. Dia mengikutinya ke utara dan kemudian rezim boneka runtuh. Dia merasa hidup telah memainkan lelucon dengan harga yang harus dibayar," kata Yinghua.

Puyi, kaisar terakhir Tiongkok. (Wikipedia)

Setelah Komunis berkuasa pada tahun 1949, Yaoting dan para kasim lainnya yang masih hidup dibenci sebagai simbol aneh masa lalu feodal. Dia hampir terbunuh selama Revolusi Kebudayaan pada akhir 1960-an. Saudara-saudaranya sangat takut akan penganiayaan sehingga mereka membuang bao atau harta karunnya. Itu adalah alat kelamin yang dipotong yang disimpan oleh para kasim di dalam tabung khusus agar mereka dapat dikuburkan sebagai pria seutuhnya. Ini adalah salah satu hal yang membuat Yaoting sedih sampai akhir hidupnya.

Banyak kasim melarikan diri dengan membawa harta karun istana. Akan tetapi Yaoting hanya membawa kenangan. Itu ternyata menjadi alat yang lebih baik untuk bertahan selama bertahun-tahun perang saudara dan pergolakan ideologi yang mengikutinya.

"Dia tidak pernah menjadi kaya, dia tidak pernah menjadi kuat, tetapi dia menjadi sangat kaya akan pengalaman dan rahasia," kata Yinghua.

Setelah Komunis berkuasa, banyak kasim menjadi orang buangan yang tidak punya uang, Demick menambahkan. Beberapa menenggelamkan diri di parit Kota Terlarang. Yaoting, salah satu dari sedikit orang yang terpelajar, mendapat pekerjaan sebagai penjaga sebuah kuil. Di sana dia tinggal sampai kematiannya. Kenangan tentang putra angkat dan cucu, bersama dengan biografinya, menjadikannya salah satu kasim paling terdokumentasi di zaman modern.