Orang dengan Gangguan Mental Bekerja 10,5 Tahun Lebih Sedikit

By Ricky Jenihansen, Minggu, 29 Januari 2023 | 14:00 WIB
Orang yang didiagnosis dengan gangguan mental, rata-rata bekerja 10,5 tahun lebih sedikit. (Her World)

Para peneliti pertama-tama melihat jumlah keseluruhan tahun kerja yang hilang terkait dengan semua diagnosis mental yang digabungkan, dengan rata-rata 10,5 tahun.

Setelah itu, para peneliti juga membaginya menjadi 24 jenis diagnosis mental tertentu, mengungkapkan bahwa beberapa diagnosis berdampak pada kemampuan pasien untuk bekerja atau belajar lebih dari yang lain.

Studi tersebut menemukan bahwa orang yang didiagnosis dengan skizofrenia kehilangan, rata-rata, 24 tahun masa kerja setelah menerima diagnosis.

Sedangkan orang yang didiagnosis dengan depresi tunggal atau berulang kehilangan waktu sekitar 10 tahun.

Dalam penelitian tersebut, mereka yang terdiagnosis gangguan jiwa adalah mereka yang telah mendapatkan pengobatan dalam sistem psikiatri.

Dengan demikian, untuk beberapa gangguan seperti depresi atau kecemasan, dianggap sebagai kasus yang lebih parah.

Baca Juga: Terapi Perjalanan: Bisakah Pariwisata Membantu Kesehatan Mental?

Baca Juga: Tidur yang Cukup dan Berkualitas Membangun Ingatan Relasional

Baca Juga: Kesejahteraan Mental Saat Remaja Punya Dampak Kesehatan Semasa Dewasa

Akan tetapi meskipun kasus depresi dan kecemasan yang lebih ringan tidak termasuk dalam data yang digunakan, mereka yang terkena dampak kemungkinan besar juga akan mengalami kehilangan waktu untuk belajar atau bekerja, kata Oleguer Plana-Ripoll.

“Kasus diagnosis depresi dan kecemasan yang kami miliki dalam kumpulan data ini adalah kasus yang lebih parah yang mencari bantuan dari psikiater," katanya.

"Tetapi ada lebih banyak kasus yang dirawat oleh dokter mereka sendiri atau mungkin tidak menerima perawatan sama sekali."

Sedangkan rata-rata kehidupan kerja yang hilang untuk orang-orang ini cenderung lebih rendah. "Kami berharap bahwa kasus gangguan mental ringan juga terkait dengan pengurangan kehidupan kerja karena kami mengamati bahwa semua jenis gangguan mental sampai batas tertentu," jelasnya.

Namun demikian, katanya, studi mereka tersebut bersifat deskriptif, artinya mereka hanya melihat dan merangkum angka-angka.

"Kami berencana untuk melakukan studi baru di mana kami akan mengkaji alasan di balik angka-angka tersebut, serta melihat lebih dalam dampak yang mungkin terjadi," katanya.