Usaha Fortune untuk mendapatkan teh dari Kekaisaran Tiongkok
Fortune didekati oleh perwakilan dari East India Trading Company. Perusahaan itu adalah salah satu perusahaan multinasional terpenting di dunia. Perusahaan merekrut Fortune untuk ke Tiongkok guna menyelundupkan teh keluar dari kekaisaran.
"Mereka menginginkan stok teh yang benar-benar bagus dari kebun terbaik di Tiongkok. Di sisi lain, perusahaan juga membutuhkan seorang ahli. Mereka membutuhkan seseorang untuk pergi ke India, mengajar petani Inggris, serta tukang kebun India," jelas Rose.
Usahanya membutuhkan kerja keras selama bertahun-tahun menyusuri sungai di Tiongkok dengan perahu. Ia melintasi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi orang Barat sebelumnya.
Di tengah perjalanan, Fortune mengatasi penyakit, serangan bajak laut, dan rekan yang tidak dapat dipercaya. "Semua itu harus dihadapi dalam pencarian bibit teh dan tanaman yang bisa ditanam di India," tulis Elaine Lies di laman Reuters.
Sepanjang perjalanan, mata-mata Inggris itu mengenakan pakaian tradisional dan rambut palsu yang khas. Ia berusaha agar tampak seperti orang Tionghoa di masa itu.
"Orang-orang mencoba untuk menyelundupkan teh melalui pelabuhan, mencoba mengambil biji teh dan membawanya ke India. Namun semua itu berakhir dengan kegagalan," ujar Rose yang menelusuri jejak Fortune di Tiongkok.
Fortune: pencuri tanaman teh atau ahli botani?
Fortune berhasil mendapatkan benih dari Tiongkok ke India dan pengaruhnya terhadap perdagangan teh sangat besar. India mampu melampaui Tiongkok sebagai penanam teh terbesar di dunia. Ini mematahkan monopoli Kekaisaran Tiongkok atas minuman yang sangat digemari oleh bangsa Inggris.
Baca Juga: Benarkah Teh Jadi Penyebab Perang Candu antara Tiongkok dan Inggris?
Baca Juga: Keluarga Kerkhoven dan Bosscha, Dinasti Teh Belanda di Priangan
Baca Juga: Residu Berusia 2.400 Tahun Jadi Bukti Pemanfaatan Teh di Tiongkok
"Itu mengejutkan," kata Rose. "Kekaisaran hampir tidak pernah benar-benar pulih, terutama di pasar barat. Namun kini, Asia memiliki ekonomi yang berkembang pesat. Orang Tiongkok kembali menjadi produsen teh yang sangat ganas. Tapi butuh waktu lebih dari seratus tahun."
Jadi, apakah Fortune adalah pencuri terbesar dalam sejarah atau ia berjasa dalam penyebaran tanaman teh ke seluruh dunia?
Menurut Rose, Fortune menganggap dirinya sebagai ahli Kekaisaran Tiongkok dan ahli botani. "Ia tidak menganggap dirinya mencuri sesuatu yang bukan miliknya. Dia mengira tumbuhan adalah milik semua orang,” ungkapnya.