Beruang Kutub dan Perubahan Iklim: Seputar Kabar Hoaks dan Faktanya

By Wawan Setiawan, Jumat, 3 Februari 2023 | 07:00 WIB
Beruang kutub sering digunakan sebagai simbol iklim yang berubah cepat saat ini. Adakah keterkaitan perubahan iklim dengan beruang kutub? (Pixabay-Coco Parisienne | Pixabay License)

Nationalgeographic.co.id—Akhir-akhir ini, gambar beruang kutub yang terdampar di es laut yang mencair sering digunakan sebagai simbol iklim dunia yang berubah dengan cepat. Atau, ada beberapa yang juga berpikir salah bahwa perubahan iklim terjadi karena populasi beruang kutub yang semakin meningkat sehingga menyebabkan es yang mencair cepat. Tentu saja, ini sangat keliru! Ini hoaks!

Bahkan banyak media yang juga mengklaim dan mengatakan bahwa penderitaan beruang kutub mungkin tidak begitu serius. Hal ini justru jauh dari kenyataan. Perlu ditegaskan lagi, beruang kutub saat ini sangat menderita. Dengan adanya perubahan iklim ini, kehidupan mereka semakin kacau.

Konsensusnya jelas, saat es laut Kutub Utara mencair, beruang kutub semakin sulit untuk berburu, kawin, dan berkembang biak.

Meskipun untuk sementara, ada beruang kutub yang telah menunjukkan beberapa kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan di lingkungan mereka. Misalnya, dengan mencari makan di darat, atau lebih banyak berenang untuk berburu mangsa. Namun, para ilmuwan memproyeksikan bahwa ketika es laut berkurang, beruang kutub akan merasa lebih sulit untuk bertahan hidup dan populasi mereka justru akan menurun. Itu salah satu fakta yang harus dicatat.

Beruang kutub bergantung pada es laut untuk sebagian besar aspek penting kehidupan mereka – termasuk berburu, kawin, dan istirahat. Sementara beruang kutub adalah perenang yang kuat, mampu berenang selama berjam-jam, mereka merasa berenang jauh lebih intensif energi daripada berjalan. Dengan demikian, es laut sangat penting bagi beruang kutub untuk bertahan hidup.

Namun, suhu di Arktik meningkat hampir empat kali lebih cepat dari rata-rata global, dan luas es laut Arktik telah menurun sejak 1979 setiap bulan dalam setahun.

“Tanpa es laut, tidak ada ekosistem es laut - dan kehilangan ekosistem itu termasuk kehilangan beruang kutub," tegas Prof Andrew Derocher, pakar ekologi dan konservasi beruang kutub di University of Alberta.

Para ilmuwan telah menetapkan 19 wilayah utama tempat tinggal beruang kutub, yang membentang melintasi wilayah Arktik di Kanada, Greenland, Norwegia, Rusia, dan AS. Semua 19 subpopulasi beruang kutub telah mengalami beberapa tingkat kehilangan es.

Sebanyak 19 subpopulasi beruang kutub dapat dikelompokkan menjadi empat “ekoregion”, berdasarkan pola tahunan kehilangan dan penambahan es laut, seperti yang ditunjukkan oleh warna berbeda pada peta di bawah ini. Keempat ekoregion dikategorikan menurut pencairan es musiman dan pola pertumbuhan yang berbeda.

Peta empat ekoregion beruang kutub yang ditentukan oleh pengelompokan subpopulasi yang diakui yang berbagi pola pergerakan es musiman (garis biru tua). Subpopulasi Cekungan Arktik (AB) kemungkinan memiliki sedikit beruang kutub yang menetap sepanjang tahun dan umumnya dikecualikan dari analisis. (IUCN/SSC Polar Bear Specialist Group 2021)

Sebuah tinjauan yang diterbitkan pada tahun 2016 di jurnal Biology Letters menemukan bahwa “hilangnya es laut Arktik karena perubahan iklim adalah ancaman utama bagi beruang kutub di seluruh wilayah jelajahnya”. Makalah ini memplot konsentrasi es laut di 18 dari 19 wilayah utama selama 1979-2014. Ini menunjukkan bahwa penurunan es lebih menonjol di beberapa daerah daripada yang lain.

Perbedaan perilaku es laut di Kutub Utara menandakan bahwa tidak semua populasi beruang kutub akan merespons es yang menipis dengan cara yang sama.

Baca Juga: Cara Cerdas Beruang Kutub Beradaptasi saat Es di Greenland Mencair

Baca Juga: Mengungkap Misteri Genom Beruang Kutub Berusia 100.000 Tahun

Baca Juga: Evolusi Beruang Kutub Membantu Melacak Perubahan Iklim Masa Lalu

Baca Juga: Beruang Kutub Berjalan Jauh Demi Bertahan Hidup Akibat Es yang Mencair 

“​​Secara historis, sebenarnya ada terlalu banyak es laut di Arktik yang tinggi untuk beruang. Es laut multi-tahun bisa setebal 10 meter, sehingga menghambat produktivitas. Jadi ada fenomena sementara di beberapa daerah Kutub Utara yang tinggi ini, saat cuaca semakin hangat dan es laut mencair, kondisinya menjadi tepat,” kata Dr Eric Regehr, pakar beruang kutub di University of Washington kepada Carbon Brief.

“Penting untuk menyadari bahwa kami sepenuhnya berharap ini menjadi fenomena sementara, mengingat bahwa perubahan iklim saat ini didorong oleh emisi gas rumah kaca, dan itu semacam penggerak satu arah,” tambahnya.

Perubahan iklim adalah ancaman terbesar yang dihadapi oleh beruang kutub. Sumber mangsa utama mereka, anjing laut, juga dipengaruhi oleh perubahan iklim, karena mereka bergantung pada es laut untuk membesarkan anak mereka.

Kondisi ini menunjukkan bahwa, beruang kutub harus bertahan hidup keras dengan makanan yang lebih sedikit daripada sebelumnya. Sudah bisa diperkirakan, keadaan ini akan membuat populasi beruang kutub menurun.