Nationalgeographic.co.id—Fosil ikan berusia 319 juta tahun yang lalu yang ditemukan di tambang batu bara Inggris ternyata masih memiliki jaringan otak yang terawetkan dengan baik. Fosi tersebut ditemukan di tambang batu bara di Inggris lebih dari seabad yang lalu.
Tim peneliti yang dipimpin University of Michigan melakukan pemindaian CT terhadap fosil ikan tersebut. Mereka telah melaporkan temuan mereka tersebut di jurnal Nature pada 1 Januari 2023.
Fosil tersebut telah menjadi contoh tertua dari otak vertebrata yang terawetkan dengan baik. Otak dan saraf kranialnya kira-kira sepanjang satu inci dan milik ikan seukuran bluegill yang telah punah.
Penemuan ini membuka jendela ke dalam anatomi saraf dan evolusi awal kelompok utama ikan yang hidup hari ini seperti ikan bersirip pari. Fosil hewan koleksi museum sebagian besar terbentuk dari bagian tubuh yang keras seperti tulang, gigi, dan cangkang.
Otak yang dipindai CT dianalisis untuk studi baru ini adalah milik Coccocephalus wildi, ikan bersirip awal yang berenang di muara dan kemungkinan besar memakan krustasea kecil, serangga air, dan cephalopoda, kelompok yang mencakup cumi-cumi, gurita, dan sotong.
Ketika ikan mati, jaringan lunak otak dan saraf kranialnya diganti selama proses fosilisasi dengan mineral padat yang mengawetkan struktur tiga dimensinya dengan sangat detail.
"Kesimpulan penting adalah bahwa jenis bagian lunak ini dapat diawetkan, dan mungkin diawetkan dalam fosil yang telah kita miliki sejak lama, ini adalah fosil yang telah dikenal selama lebih dari 100 tahun," kata ahli paleontologi UM, Matt. Friedman, penulis senior studi baru dan direktur Museum Paleontologi.
Penulis utama adalah mahasiswa doktoral UM Rodrigo Figueroa, yang melakukan pekerjaan sebagai bagian dari disertasinya, di bawah Friedman, di Departemen Ilmu Bumi dan Lingkungan.
"Tidak hanya fosil yang dangkal dan kecil ini menunjukkan kepada kita contoh tertua dari fosil otak vertebrata, tetapi juga menunjukkan bahwa banyak dari apa yang kita pikirkan tentang evolusi otak dari spesies hidup saja akan perlu dikerjakan ulang," kata Figueroa.
“Dengan meluasnya ketersediaan teknik pencitraan modern, saya tidak akan terkejut jika kami menemukan bahwa otak fosil dan bagian lunak lainnya jauh lebih umum daripada yang kami duga sebelumnya."
"Mulai sekarang, kelompok penelitian kami dan yang lainnya akan melihat fosil kepala ikan dengan perspektif baru dan berbeda."