Mengenal Generasi Z dan Kerentanannya Terhadap Gangguan Mental

By Galih Pranata, Jumat, 3 Februari 2023 | 10:00 WIB
Generasi Z yang cenderung disosiatif bisa saja mengalami kerentanan gangguan mental dan depresi. (Getty Images)

Dari perbedaan zaman dan situasi sosial inilah juga yang memisahkan karakter Generasi Z dengan generasi sebelumnya, sehingga membentuk karakter Generasi X dan Y untuk tidak mudah menyerah.

Berbeda dengan Generasi Z yang dimanjakan teknologi seiring dengan kemutakhiran zaman. Pola-pola disosiatif akibat penggunaan gawai berlebih, hanya akan menyebabkan kerentanan mereka akan depresi dan penyakit mental.

McKinsey Insights mencatat bahwa terjadi peningkatan 25% dalam Generasi Z yang dilaporkan telah mengalami tekanan emosional dari generasi sebelumnya. Hal ini disebabkan karena perilaku disosiatif dan rasa aman dengan hanya berteman gawai.

Padahal, riset Beresford menunjukkan adanya dampak buruk di mana konten gawai dapat menjadi pemicu munculnya kecemasan hingga depresi yang berujung pada gangguan kesehatan mental.

Kecenderungan terhadap gawai bisa saja menjadi gejala awal dari gangguan mental dan depresi. (Pixabay)

Sebuah survei yang dilakukan American Psychological Association, menemukan bahwa hampir setengah dari Gen Z menghabiskan 10 jam bahkan lebih untuk online per harinya! Hal itulah yang membatasi jumlah kontak langsung dengan orang lain dan dapat menimbulkan perasaan terasing dan kesepian.

Generasi Z juga lebih menyukai platform berbasis gambar dan video dibandingkan dengan generasi yang lebih tua dari mereka, sehingga mereka condong berpedoman pada TikTok, Instagram, dan Snapchat sehari-harinya.

Baca Juga: Orang dengan Gangguan Mental Bekerja 10,5 Tahun Lebih Sedikit

Baca Juga: Fakta: Orang Gangguan Jiwa, Tertarik pada Pasangan Punya Gangguan Jiwa

Baca Juga: Mengenal Kepribadian 'Dark Triad', Mari Mewaspadai Sisi Jahat Manusia

Baca Juga: Temuan Sains: Pria Berisiko Alami Gangguan Mental setelah Putus Cinta

Parahnya, tidak semua yang mereka lihat dapat tersaring dengan baik. Paparan terhadap cyberbullying atau konten yang menonjolkan tindakan self harm, pelecehan, dan lainnya, dapat membahayakan kesehatan mental mereka.

Maka dari itu, melihat isu-isu yang marak belakangan, sudahlah jelas bahwa para remaja saat ini adalah mereka yang hidupnya sangat bergantung pada teknologi digital. Bagaimanapun, sudah saatnya membangun kesadaran dalam memahami diri sendiri, dan Generasi Z.

Maka dari itu, pengaruh internet, iklan, dan pengaruh eksternal lainnya sangat penting untuk disaring pada tahap ini. Menjaga diri dan membangun relasi sosial akan sangat membantu menhantisipasi gangguan mental dan membangun identitas mereka.