Dia terkenal memiliki danau alkohol, bukan anggur tapi alkohol murni. Para abdi dalem pun diajaknya untuk bersulang dan mereka semua tewas mengenaskan.
Raja Jie menyukai pesta pora. Dia juga terkenal suka memerintahkan anggota dewan tingginya untuk membiarkannya bermain kuda di punggung mereka. Para pejabatnya memiliki dua pilihan: memberikan tumpangan kepada raja atau dieksekusi dengan cara kreatif sang raja.
Baca Juga: Kisah Kaisar Tiongkok Fu Sheng, Tiran Bermata Satu nan Kejam
Baca Juga: Yuan, Kaisar Tiongkok Buat Kerajaannya Hancur Akibat Terlalu Baik
Baca Juga: Sejarah Panjang Tembok Besar Tiongkok, Siapa Kaisar yang Membangunnya?
Baca Juga: Aturan Aneh yang Dibuat oleh Kaisar Tiongkok untuk Menjaga Ketertiban
Pada tahun terakhir masa pemerintahan Jie, pasukannya dikalahkan oleh kekuatan peradaban saingan, Kerajaan Shang. Kerajaan Shang kemudian menguasai lembah Sungai Kuning hingga masa pemerintahan Yin Dai pada abad ke-11 Sebelum Masehi.
Kaisar Duzong (1240-1274) dari Dinasti Song
Duzong menghabiskan sebagian besar waktunya untuk minum dan berhubungan dengan sejumlah besar wanita.
Saat Duzong berkuasa, bangsa Mongol berkomitmen untuk menaklukkan wilayah Song. Pada tahun 1274, tentara Kubilai Khan merebut benteng utama Xiangyang. “Ini membuka jalan bagi invasi darat dan laut ke jantung Song Selatan,” tambah Jenner. Kaisar Duzong meninggal segera setelah itu.
Duzong bukan kaisar terakhir Song. Ia memiliki tiga putra yang umurnya tidak lebih dari sembilan tahun. Mereka secara bergantian memimpin. Dinasti Song berakhir lima tahun saat Perdana Menteri Liu Xiufu melompat ke laut bersama putra Duzong, Zhao Bing.
Kaisar yang buruk tidak serta merta menjatuhkan dinasti. Di masa-masa yang lebih baik, para pejabat kekaisaran dapat bertindak untuk membatasi kecenderungan tirani penguasa. Pejabat yang baik juga menjadi penyangga antara keputusan yang buruk dan rakyat. Namun dalam kasus lima kaisar Tiongkok terburuk di atas, bahkan pejabat yang ada pun tidak bisa menghalangi kejatuhan dinasti mereka.