Krisis Air Akibat Perubahan Iklim Lebih Parah Dari yang Diperkirakan

By Ricky Jenihansen, Selasa, 7 Februari 2023 | 08:00 WIB
Gangguan perubahan iklim terhadap siklus air adalah sesuatu yang nyata dan menyebabkan krisis air. (The Asahi Shimbun)

Nationalgeographic.co.id—Analisis baru dari ilmuwan Vienna University of Technology menunjukkan bahwa di banyak tempat, limpasan merespon lebih sensitif daripada yang diperkirakan sebelumnya. Gangguan perubahan iklim terhadap siklus air adalah sesuatu yang nyata dan menyebabkan krisis air.

Perubahan iklim mengubah sirkulasi atmosfer global, yang pada gilirannya mengubah curah hujan dan penguapan di sebagian besar dunia dan, akibatnya, jumlah air sungai yang dapat digunakan secara lokal.

Selama ini, proyeksi dampak iklim pada aliran sungai biasanya dihitung berdasarkan model fisik, seperti proyeksi yang dilaporkan oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change).

Namun, analisis data baru yang dilakukan di bawah kepemimpinan Prof. Günter Blöschl dari Vienna University of Technology menunjukkan bahwa model sebelumnya secara sistematis meremehkan seberapa sensitif ketersediaan air bereaksi terhadap perubahan parameter iklim tertentu.

Analisis data pengukuran dari lebih dari 9.500 tangkapan air hidrologi dari seluruh dunia menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan krisis air lokal bahkan lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Mereka menggunakan pendekatan model dan pendekatan data terukur. Hasil analisis mereka tersebut telah dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature Water.

"Dalam komunitas klimatologi, efek perubahan iklim terhadap atmosfer sangat dipahami. Namun, konsekuensi lokalnya terhadap sungai dan ketersediaan air termasuk dalam bidang hidrologi," jelas Prof. Günter Blöschl dari Institute of Hydraulic Engineering dan Manajemen Sumber Daya Air di TU Wien.

Ancaman terbesar bagi kesehatan umat manusia adalah efek dari perubahan iklim. (WHO /A. Craggs)

Secara lokal, seringkali mungkin untuk menjelaskan dengan sangat baik bagaimana ketersediaan air terkait dengan parameter eksternal seperti curah hujan atau suhu.

Itu sedang dipelajari di banyak stasiun pengukuran di seluruh dunia, khususnya di laboratorium hidrologi Blöschl di Petzenkirchen, di mana banyak sensor telah dipasang. dipasang di atas lahan seluas 60 hektar.

Tetapi kesimpulan global tidak dapat ditarik dari pengamatan individu seperti itu: "Bagaimana keseimbangan air bergantung pada parameter eksternal bervariasi dari satu tempat ke tempat lain," kata Günter Blöschl.

"Vegetasi lokal juga memainkan peran yang sangat penting di sini."