Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Yunani, Helene dari Troya dikenal sebagai wanita yang kecantikannya memicu Perang Troya. Tapi karakter Helene lebih kompleks dari itu. Ia adalah putri Zeus raja para dewa Olympus yang menjalani kehidupan berliku.
Dalam wujud angsa, Zeus merayu atau menyerang ibu Helene, Leda. Pada malam yang sama, Leda tidur dengan suaminya Tyndareus dan melahirkan empat anak, yang menetas dari dua telur.
Dari satu telur muncul anak-anak semi-dewa, Helene dan Polydeuces dan dari telur lainnya muncul manusia Clytemnestra dan Castor. Anak laki-laki, secara kolektif disebut Dioscuri, menjadi pelindung ilahi para pelaut yang berlayar. “Sementara Helene dan Clytemnestra memainkan peran penting dalam kisah Perang Troya,” tulis Miriam Kamil di laman Ancient Origins.
Perselisihan yang menimbulkan perang
Helene ditakdirkan untuk menjadi wanita tercantik di dunia. Reputasinya begitu besar, bahkan pahlawan Theseus menginginkan Helene kecil untuk dijadikan mempelainya. Ia menculiknya dan menyembunyikannya di kota Athena. Tetapi saat sang pahlawan pergi, saudara laki-laki Helene, Dioscuri, menyelamatkannya dan membawanya pulang.
Sebagai orang dewasa, Helene didekati oleh banyak pelamar. Di antara banyak pelamar, ia memilih Menelaus, raja Sparta. Tetapi meskipun Menelaus gagah berani dan kaya, cinta Helene padanya terbukti lemah.
Di waktu yang sama, terjadi peristiwa besar di antara dewa Olympus. Saat itu, pernikahan dewi Thetis dengan Peleus yang fana diselenggarakan. Semua dewa diundang untuk hadir kecuali Eris, yang namanya berarti perselisihan. Marah karena dilupakan, Eris tetap datang ke pesta dan melemparkan sebuah apel ke dewi Hera, Athena, dan Aphrodite.
Apel itu bertuliskan “untuk yang terindah”. Setiap dewi berusaha mengeklaim apel itu sehingga terjadi perselisihan yang mengancam kedamaian Olympus.
“Zeus menunjuk pangeran Troya, Paris, untuk menilai siapa yang paling cantik dari ketiganya,” ungkap Kamil. Untuk memengaruhi suaranya, setiap dewi menawarkan suap kepada Paris.
Dari Hera, Paris akan memiliki kekuasaan kerajaan, sedangkan Athena menawarkan kemenangan dalam pertempuran. Aphrodite menjanjikannya Helene, wanita tercantik di dunia sebagai istrinya, dan Paris pun menunjuk Aphrodite sebagai pemenang kompetisi itu.
Pangeran Paris mengeklaim hadiah dari Aphrodite
Untuk mengeklaim hadiah yang dijanjikan oleh Aphrodite, Paris pergi ke istana Menelaus. Di sana ia dihormati sebagai tamu. Namun alih-alih berlaku sebagai tamu yang baik, Paris justru menentang hukum kuno keramahtamahan. Ia merayu Helene dan melarikan diri bersamanya di kapalnya.