Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Mongol adalah imperium terbesar kedua di dalam sejarah yang luas wilayahnya lebih dari 24 juta km persegi, kekuasannya meliputi Asia dan sebagian besar Eropa. Kekaisaran tersebut didirikan oleh Genghis Khan yang merupakan penakluk terbesar dalam sejarah.
Genghis Khan (1160 hingga 1227) adalah seorang pejuang abad ke-13 di Asia Tengah yang mendirikan Kekaisaran Mongol, yang membentang dari Samudra Pasifik hingga Eropa.
Banyak hal tentang Genghis Khan masih belum diketahui. "Misalnya, kita tidak benar-benar tahu seperti apa tampangnya, karena tidak ada satu pun potret asli pria tersebut yang bertahan hingga hari ini," tulis Jean-Paul Roux, yang merupakan profesor emeritus di Ecole du Louvre.
Hal tersebut ia tulis dalam bukunya "Genghis Khan and the Mongol Empire" (Thames & Hudson 2003). "Semua gambaran dirinya yang ada saat ini diciptakan setelah kematiannya atau oleh orang yang belum pernah bertemu dengannya."
Selain itu, sampai Genghis Khan menguasai orang Uyghur, orang Mongolia tidak memiliki sistem penulisan.
Dengan demikian, banyak catatan tentang dirinya yang masih ada ditulis oleh orang asing. Satu catatan penting Mongolia, berjudul "The Secret History of the Mongols," ditulis secara anonim (seperti namanya) beberapa saat setelah kematian Genghis Khan.
Dari apa yang dapat dikumpulkan oleh sejarawan modern, Genghis Khan lahir sekitar tahun 1160 M (tahun pastinya tidak pasti) dan meninggal pada Agustus 1227, kemungkinan karena wabah pes, saat melakukan kampanye melawan orang-orang Tangut.
Genghis Khan lahir dengan nama Temüjin (juga dieja Temuchin). Pada saat itu, Mongolia tidak bersatu dan diperintah oleh klan dan kelompok suku yang berbeda.
Ayahnya, bernama Yesüge (juga dieja Yesükai), "adalah tuan dan pemimpin dari 40.000 tenda atau keluarga. Bahkan saudara laki-lakinya, termasuk yang senior, mengakuinya sebagai pemimpin dan kepala klan Borjigin," tulis Syed Anwarul Haque Haqqi.
Haqqi adalah seorang profesor di Aligarh Muslim University di India, menulis dalam bukunya "Chingiz Khan: The Life and Legacy of an Empire Builder (Primus Books, 2010).
Ibu Temüjin, Hoelun, telah ditangkap oleh klan ayahnya dan dipaksa menjadi istri Yesügei (praktik umum di Mongolia saat itu). Anak laki-laki mereka diberi nama Temüjin untuk merayakan kemenangan ayahnya atas musuh yang juga disebut Temüjin, tulis Haqqi.