Nationalgeographic.co.id—Memasukkan botol soda atau wadah makanan ke tempat sampah daur ulang jauh dari jaminan bahwa sampah itu akan berubah menjadi sesuatu yang baru.
Ilmuwan di Rice University mencoba mengatasi masalah ini dengan membuat prosesnya menjadi lebih menguntungkan.
Jumlah sampah plastik yang diproduksi secara global telah meningkat dua kali lipat selama dua dekade terakhir. Sedangkan produksi plastik diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050.
Sayangnya, plastik-plastik tersebut sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah, dibakar atau salah kelola, menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan. Beberapa perkiraan menunjukkan hanya 5% saja yang benar-benar didaur ulang.
“Sampah plastik jarang didaur ulang karena menghabiskan banyak uang untuk melakukan semua pencucian, pemilahan, dan peleburan plastik untuk mengubahnya menjadi bahan yang dapat digunakan oleh pabrik,” kata Kevin Wyss, mahasiswa pascasarjana Rice dan penulis utama pada studi ini.
Bersama rekan-rekannya, Wyss melakukan uji coba di laboratorium kimia James Tour menggunakan teknik pemanasan flash Joule. Dalam percobaan, mereka mengubah plastik menjadi tabung nano karbon dan bahan nano hibrida yang berharga.
Hasil karya mereka ini telah diterbitkan di jurnal Advanced Materials pada 24 Januari bertajuk “Upcycling of Waste Plastic into Hybrid Carbon Nanomaterials.”
"Kami mampu membuat bahan nano karbon hibrida yang mengungguli graphene dan karbon nanotube yang tersedia secara komersial," tutur Wyss.
Graphene, tabung nano karbon dan bahan nano berbasis karbon lainnya umumnya kuat dan kuat secara kimiawi. Ia juga memiliki kepadatan rendah, serta memiliki konduktivitas dan kemampuan penyerapan elektromagnetik broadband. Ini membuatnya berguna dalam berbagai aplikasi industri, medis, dan elektronik seperti komposit, pelapis, sensor, penyimpanan energi elektrokimia, dan lainnya.
“Apa yang benar-benar menarik dari hasil kami kali ini adalah kami mampu membuat tabung nano karbon ini dengan sedikit graphene yang menempel di ujungnya,” kata Wyss. "Anda dapat menganggap struktur bahan nano hibrida baru ini mirip dengan tauge atau lolipop. Ini biasanya sangat sulit dibuat, dan fakta bahwa kami dapat membuatnya dari limbah plastik sungguh istimewa."
Struktur bahan nano karbon hibrida baru bertanggung jawab atas peningkatan kinerjanya.