“Dengan pemanasan global saat ini, kita sudah melihat beberapa wilayah berubah dengan sangat cepat. Pekerjaan kami menyoroti bahwa beberapa dari perubahan dan umpan balik regional tersebut sangat penting untuk dipahami dan ditangkap dalam model iklim,” tambahnya.
Selain itu, kata Kaufman, merekonstruksi detail perubahan suhu di masa lalu secara akurat menawarkan wawasan tentang respons iklim terhadap berbagai penyebab perubahan iklim alami dan antropogenik. Tanggapan berfungsi sebagai tolok ukur untuk menguji seberapa baik model iklim mensimulasikan sistem iklim bumi.
Baca Juga: Kita Membuang Makanan Sisa, Kita Mempercepat Perubahan Iklim
Baca Juga: Apa itu Perubahan Iklim, dan Mengapa Mengancam Kehidupan di Bumi?
Baca Juga: Metana dari Sapi Menyumbang Gas Rumah Kaca, Peneliti Temukan Solusinya
Baca Juga: Mengapa Banyak Orang Masih Belum Peduli dengan Perubahan Iklim?
“Model iklim adalah satu-satunya sumber prediksi iklim kuantitatif yang terperinci, sehingga ketepatannya sangat penting untuk merencanakan strategi yang paling efektif untuk mengurangi dan beradaptasi dengan perubahan iklim,” katanya. “Tinjauan kami menunjukkan bahwa model iklim meremehkan umpan balik iklim penting yang dapat memperkuat pemanasan global.”
Studi ini menyoroti ketidakpastian dalam model iklim. Jika interpretasi pilihan penulis - bahwa pemanasan global baru-baru ini didahului oleh pendinginan global selama 6.500 tahun - benar, maka pemahaman para ilmuwan tentang gaya dan umpan balik iklim alami, dan bagaimana hal itu direpresentasikan dalam model perlu ditingkatkan.
Jika mereka salah, maka para ilmuwan perlu meningkatkan pemahaman mereka tentang sinyal suhu dalam catatan proksi dan mengembangkan lebih lanjut alat analitik untuk menangkap tren ini dalam skala global.
Mencoba menyelesaikan teka-teki suhu global Holosen telah menjadi prioritas para ilmuwan iklim dalam dekade terakhir. Namun, hingga saat ini solusi untuk teka-teki ini masih belum diketahui.