Nationalgeographic.co.id—Tim ilmuwan internasional melaporkan telah menemukan spesies baru catfish yang sangat aneh dan endemik di India selatan. Di Indonesia, ikan catfish yang mendapatkan namanya karena memiliki kumis, biasa dikenal dengan sebutan ikan lele.
Spesies yang baru ditemukan adalah anggota genus Hoaglanis, genus ikan catfish yang jarang dikumpulkan, kecil, buta, kurang pigmen, dan benar-benar hidup di akuifer -lapisan tanah yang mengandung air.
Horaglanis adalah genus ikan catfish yang luar biasa karena penampilannya yang aneh (buta, tanpa pigmen dan warna merah darah), ukuran kecil (kurang dari 3,5 cm), muncul di habitat unik (akuifer laterit).
Ikan ini sangat langka dan muncul hanya kadang-kadang di lubang galian seperti sumur karena hanya hidup di dalam tanah, sehingga menyebabkan kurangnya spesimen museum.
Secara ilmiah, ikan tersebut dinamakan Hoaglanis populi dan penemuannya telah dilaporkan dalam makalah di jurnal Vertebrate Zoology. Saat ini termasuk empat spesies endemik di negara bagian Kerala di India selatan.
“Akuifer laterit di Kerala menyimpan kumpulan unik ikan stygobitik misterius yang sangat jarang ditemui, hanya ketika mereka muncul ke permukaan selama penggalian dan pembersihan sumur,” kata Ralf Britz dari Senckenberg Natural History Collections dan rekannya.
“Kami fokus pada salah satu anggota yang paling tidak biasa dari kelompok ini, ikan catfish Hoaglanis.”
Menurut Britz, hanya ada sangat sedikit kejadian spesies Hoaglanis yang terdokumentasi. Hal itu karena ikan kecil ini sulit ditangkap dan hanya muncul ke permukaan saat sumur rumah tangga digali atau dibersihkan.
“Masyarakat lokal seringkali satu-satunya yang bisa melihat spesies yang tersembunyi dengan baik. Oleh karena itu, mereka dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan pengetahuan ilmiah kita tentang fauna yang tidak biasa ini," katanya.
“Kami memberi tahu penduduk desa setempat tentang pentingnya spesies ikan bawah tanah dan kbutuhan konservasi mereka dan meminta mereka untuk berbagi informasi, foto, atau video dengan kami ketika mereka menemukan dan/atau mengumpulkan spesies ini.”
Itu memungkinkan mereka menghasilkan kumpulan data dengan total 47 deteksi situs baru dan 65 urutan genetik baru.