Kasim dan Misteri Yoghurt yang Hampir Mengakhiri Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Jumat, 24 Februari 2023 | 09:00 WIB
Pada bulan November 1908, pembunuhan keji dilakukan terhadap Kaisar Guangxu, kaisar kedua terakhir di Kekaisaran Tiongkok. (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Pada November 1908, sebuah kejahatan dilakukan di balik tembok merah yang megah di Kota Terlarang (Forbidden City), Beijing. Itu adalah kejahatan terbesar: pembunuhan seorang kaisar. Korbannya adalah kaisar kedua hingga terakhir dari dinasti Qing — Guangxu. Seorang kasim dan yoghurt dicurigai menjadi penyebab kematian kaisar Tiongkok yang malang itu.

“Guangxu adalah sosok tragis dalam sejarah kekaisaran Tiongkok,” tulis Louisa Lim di laman NPR. Ia baru berusia 38 tahun pada saat kematiannya. Kaisar Tiongkok, sang Putra Surgawi, menjadi korban kudeta istana yang disebabkan oleh perbedaan politik dengan bibinya, Ibu Suri Cixi.

Sejarawan Qing, Joseph Esherick dari University of California, menggambarkan apa yang terjadi. “Ia memimpin program reformasi yang sangat kuat 10 tahun sebelumnya, pada tahun 1898. Setelah itu dia digulingkan oleh ibu suri dan menjadi tahanan rumah sejak saat itu.”

Guangxu meninggal hanya 22 jam sebelum Ibu Suri Cixi yang berusia 74 tahun mengembuskan napas terakhirnya. Catatan medis kekaisaran menunjukkan bahwa kematian Guangxu disebabkan oleh sebab alami. Tapi meski begitu, ada desas-desus tentang pembunuhan yang keji.

Mencari tahu penyebab kematian Kaisar Guangxu dari Dinasti Qing

Sebuah penelitian dilakukan untuk mencari tahu apa penyebab kematian kaisar terakhir kedua dari Kekaisaran Tiongkok ini.

“Kami mengambil sehelai rambut berukuran 25 sentimeter. Dan setelah analisis, kami menemukan kandungan arseniknya 2.400 kali lebih tinggi dari biasanya,” kata Zhu Chenru, wakil direktur Komite Nasional untuk Penyusunan Sejarah Qing.

Penelitian tersebut dilakukan selama lima tahun oleh the China Institute of Atomic Energy, laboratorium forensik kepolisian Beijing, dan China Central Television.

Mereka menemukan bahwa rambut Guangxu memiliki kadar arsenik 261 kali lebih tinggi daripada istrinya, Permaisuri Longyu. Bahkan sekitar 132 kali lebih tinggi daripada pejabat Qing sehingga faktor lingkungan dapat dikesampingkan.

Mereka juga membandingkan helai rambut kaisar dengan orang yang menderita keracunan arsenik kronis. Tujuannya untuk mengecualikan kemungkinan bahwa kaisar diracuni dari waktu ke waktu dengan meminum obat Tiongkok. Bisa jadi obat tradisional itu mengandung arsenik dalam jumlah kecil.

Tim juga menguji tujuh tulang dan pakaian yang digunakan kaisar saat dimakamkan. “Pakaian yang menutupi perutnya memiliki kadar arsenik yang lebih tinggi daripada pakaian lainnya,” ungkap Zhu Chenru. Kesimpulan akhir mereka adalah bahwa Guangxu meninggal karena keracunan arsenik akut.

Misteri kasim dan yoghurt, benarkah dua hal tersebut jadi penyebab kematian kaisar?