Baca Juga: Seperti Apakah Ragam Perkakas Batu Buatan Manusia Neanderthal?
Baca Juga: Manusia Modern dan Manusia Purba Neanderthal Bertemu 50.000 Tahun Lalu
Untuk penelitian tersebut, para peneliti mereproduksi titik batu api kecil yang ditemukan di dalam gua. Beberapa di antaranya lebih kecil dari satu sen AS, dan menembakkannya sebagai mata panah dengan replika busur ke hewan mati.
"Kami tidak dapat melemparkan mereka ke hewan dengan cara lain selain dengan busur karena mereka terlalu kecil dan terlalu ringan untuk menjadi efisien," kata Laure Metz dari Universitas Aix Marseille, salah satu penulis studi bersama dengan Ludovic Slimak dari Universitas Toulouse.
"Kami harus menggunakan tenaga penggerak semacam ini," kata Metz kepada AFP. "Satu-satunya cara itu berhasil adalah dengan busur."
Fraktur pada titik batu api dibandingkan dengan bekas luka yang ditemukan pada artefak yang ditemukan di dalam gua, membuktikan bahwa mereka digunakan sebagai mata panah, kata para peneliti.
"Dari sekian banyak fraktur, tidak semua, adalah fraktur benturan," kata Metz. "Dan mereka datang pada titik akhir."
“Bukti menunjukkan bahwa Neanderthal dan Homo sapiens yang tinggal di gua kemungkinan besar bertemu di beberapa titik, meskipun kita tidak tahu sifat pertemuan itu, apakah itu baik atau tidak," tutur Metz.
Neanderthal yang mendiami situs Mandrin terus menggunakan senjata tradisional, seperti tombak yang ditusuk atau dilempar dengan tangan dan tidak mengembangkan senjata yang digerakkan secara mekanis, katanya.
“Tradisi dan teknologi yang dikuasai oleh kedua populasi ini sangat berbeda, menggambarkan keunggulan teknologi objektif yang luar biasa bagi populasi modern selama ekspansi mereka ke benua Eropa,” kata para peneliti.
Metz mengatakan penghuni gua biasanya berburu kuda, bison dan rusa, dan tulang binatang tersebut telah ditemukan di dalamnya.