Menyelamatkan Citra Perempuan Gundik dalam Novel 'Nyai Dasima'

By Galih Pranata, Selasa, 14 Maret 2023 | 08:00 WIB
Ilustrasi yang menggambarkan Nyai Dasima dalam sampul novel (Rahmat Ali/Nyai Dasima)

Meskipun demikian, bergaul dengan istri-istri Eropa tidaklah mudah. Istri-istri dari rekan-rekan Williams selalu memandang rendah sosok Dasima. Betapapun, Dasima dipandang pribumi yang tak layak menjadi pasangan dari seorang Inggris yang kaya raya.

Cemooh dari istri-istri bule itulah yang membuat telinga Dasima memerah. Saban pertemuan dengan mereka, secara terang-terangan, Dasima menjadi bahan olokan. Akibat dirundung ejekan, membuat Dasima tak kerasan, dan memutuskan untuk bercerai dengan Williams.

Baca Juga: Kisah Nyai Dasima di Batavia dan Hukuman Gantung bagi Pembunuhnya

Baca Juga: Maraknya Minat Wanita Menjadi 'Baboe' Eropa di Hindia Belanda

Baca Juga: Penyakit Kelamin Menjangkiti Kekuatan Militer Hindia Belanda

Baca Juga: Romantisme Kisah Nyai: Cinta Sejati Paul Verkerk dan Nyai Isah 

Rahmat Ali menggunakan istilah "lepas" sebagaimana mereka tak pernah disebut menikah hingga tak layak dikatakan bercerai. Setelah lepas dari Edward Williams, ia akhirnya bertemu dengan Samiun yang kemudian dicintainya.

Membawa segenap perhiasan pemberian Williams, Dasima bukanlah perempuan yang sombong dan suka pamer harta. Ia yang tinggal kembali di lingkungan pribumi, tak pernah mengenakan perhiasan emas yang mahal dan mewah. Ia menyesuaikan dengan tampil apa adanya.

Termasuk setelah hatinya tertambat pada Samiun, ia dibawanya ke rumah Samiun. Tinggal bersama dengan kakak dan ibu dari Samiun, Dasima tampil selayaknya pribumi rendahan. Tak terlihat sebagaimana bekas nyai dari seorang Inggris yang kaya raya.

Kisahnya menjadi berbeda tatkala Samiun sebelumnya sudah memiliki istri sah, bernama Hayati. Samiun yang terlanjur kesengsem keayuan Dasima, menjadikannya sebagai istri muda. Konflik asmara mewarnai hidup Dasima.

Hayati yang cemburu, menyuruh Bang Puase untuk membunuh Dasima. Kematian tragis mengakhiri kisah Dasima yang malang. Meski sempat dikenal sebagai gundik, beberapa kisah positif telah menyelamatkan citra perempuan gundik dalam novel "Nyai Dasima."