Gempa Bumi yang Paling Dalam Bisa Mengungkap Rahasia Mantel Bumi

By Wawan Setiawan, Minggu, 26 Februari 2023 | 16:00 WIB
Sebuah studi baru yang dipimpin oleh ahli geofisika Universitas Chicago Sunyoung Park menunjukkan bahwa mungkin ada lapisan batuan cair yang mengejutkan terletak di mantel bumi. (Getty Images)

Nationalgeographic.co.id - Studi baru dari ilmuwan University of Chicago menunjukkan bahwa mungkin ada lapisan batuan cair yang mengejutkan mengelilingi Bumi, di bagian paling bawah mantel atas.

Temuan itu dibuat dengan mengukur pergerakan yang tertinggal yang dicatat oleh sensor GPS di pulau-pulau setelah gempa bumi yang dalam di Samudera Pasifik dekat Fiji. Diterbitkan 22 Februari di jurnal Nature, penelitian ini menunjukkan metode baru untuk mengukur fluiditas mantel bumi.

"Meskipun mantel membentuk bagian terbesar Bumi, masih banyak yang tidak kita ketahui tentangnya," kata Sunyoung Park, ahli geofisika di University of Chicago dan penulis utama studi tersebut.

"Kami pikir masih banyak lagi yang bisa kita pelajari dengan menggunakan gempa bumi yang dalam ini sebagai cara untuk menyelidiki pertanyaan-pertanyaan ini."

Anehnya, kita masih tahu sedikit tentang Bumi di bawah kaki kita. Terjauh yang berhasil digali adalah sekitar 12 kilometer sebelum panas yang meningkat benar-benar melelehkan bor.

Jadi para ilmuwan harus menggunakan petunjuk seperti bagaimana gelombang seismik bergerak untuk menyimpulkan berbagai lapisan yang menyusun planet ini, termasuk kerak, mantel, dan inti.

Satu hal yang menghalangi para ilmuwan adalah pengukuran yang tepat tentang seberapa kental lapisan mantel itu.

Mantel adalah lapisan di bawah kerak bumi. Itu terbuat dari batu, tetapi pada suhu dan tekanan yang intens di kedalaman itu, batu itu benar-benar menjadi kental–mengalir sangat lambat seperti madu atau tar.

"Kami ingin tahu persis seberapa cepat mantel mengalir, karena itu memengaruhi evolusi seluruh Bumi–itu memengaruhi berapa banyak panas yang dipertahankan planet ini untuk berapa lama, dan bagaimana materi Bumi didaur ulang dari waktu ke waktu," jelas Park. "Tapi pemahaman kita saat ini sangat terbatas dan mencakup banyak asumsi."

Gempa bumi di Alaska menyebabkan gelombang seismik menembus inti bumi yang paling dalam. (Drew Whitehouse, Son Phạm and Hrvoje Tkalčic)

Park berpikir mungkin ada cara unik untuk mengukur sifat mantel dengan mempelajari dampak gempa bumi yang sangat dalam.

Sebagian besar gempa bumi yang kita dengar di berita relatif dangkal, berasal dari lapisan atas kerak bumi. Namun terkadang, ada gempa bumi yang berasal jauh di dalam Bumi–hingga 700 km lebih di bawah permukaan.