Pesisir Pulau Kolepom, Benteng Konservasi Perairan Pertama di Papua Selatan

By National Geographic Indonesia, Senin, 27 Februari 2023 | 07:00 WIB
Aktivitas penangkapan udang oleh masyarakat. Kawasan Konservasi di Perairan Pulau Kolepom ditargetkan untuk habitat ikan kakap putih, ikan gulama, pari gergaji, dan udang penaeid. (UNDP Indonesia untuk Proyek ATSEA-2)

Natioanlgeographic.co.id—Pulau Kolepom, daratan dengan cekungan berawa-rawa di pesisir selatan Papua yang menghadap Laut Arafura. Toponiminya nyaris tidak pernah hadir dalam percakapan kita, barangkali lantaran belum menjadi destinasi perjalanan wisata. Berbeda dengan kawasan pesisir utara Papua, yang lebih ramai disinggahi pejalan.

Letak pulau ini berada di barat daya Papua, tepatnya sisi barat Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Sebutan untuk pulau ini pun mengalami perubahan seiring perjalanan waktu. 

Sejatinya, awalnya masyarakat adat setempat menyebut pulau dengan ini Kimaam—yang merujuk pada tempat persinggahan yang dalam bahasa setempat khima-khima. Ketika kuasa Nederland Nieuw Guinea, pulau ini memiliki nama resmi Pulau Fredick van Hendrik.

Selanjutnya, setelah Pertempuran Laut Aru yang menyebabkan gugurnya pahlawan nasional Yos Sudarso di perairan Arafura, pulau ini sempat diganti namanya menjadi Pulau Yos Sudarso.

Namun, selain nama-nama tadi, masyarakat setempat juga kerap menjuluki dengan nama Pulau Dolok, yang artinya lumbung penghasil pertanian. Kini toponiminya lebih dikenal sebagai Pulau Kolepom.

Perairan pulau ini merupakan rumah bagi spesies-spesies yang menopang ketahanan pangan dan sumber mata pencaharian masyarakat. Kawasan ini juga merupakan habitat bagi ikan kakap putih, udang, dan ikan pelagis. Selain itu spesies langka yang dilindungi seperti pari gergaji. Perairannya menjadi hunian tiga spesies pari gergaji yang meliputi Anoxypristis cuspidata, Pristis clavate, dan Pristis pristis.

Pesisirnya ditumbuhi beberapa jenis mangrove, yang tersebar dari pesisir barat sampai selatan. Kita bisa menjumpai mangrove jenis Soneratia alba, Avicenia sp., Rhizopara sp., Bruguera sp. dan Xylocarpus sp. Selain mangrove, di pulau ini juga terdapat vegetasi nipah (Nypa fructicans), yang tumbuh berkelompok umumnya di sebelah timur.

Peta kawasan Konservasi di Perairan Wilayah Pulau Kolepom, Papua Selatan. Kawasan konservasi ini memiliki beragam fungsi penting. Mulai dari menata pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan melalui perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. (UNDP/ATSEA)

Pada 5 januari 2023, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono, secara resmi tetapkan kawasan konservasi di perairan Pulau Kolepom, sebagai kawasan konservasi perairan lewat Keputusan Menteri Nomor 5 Tahun 2023.

Penetapan ini menambah kawasan konservasi baru di timur Indonesia, sekaligus menjadikan Pulau Kolepom sebagai kawasan konservasi pertama di perairan Papua Selatan. Kebijakan ini turut mendukung salah satu program prioritas pembangunan berbasis ekonomi biru, yakni memperluas wilayah konservasi dengan target 30 persen dari total luas laut Indonesia.

Kawasan konservasi di Perairan Kolepom memiliki luas 356,3 ribu hektare. Terdapat tiga zona pembagian, yaitu zona inti seluas 35,4 ribu hektare, zona pemanfaatan terbatas seluas 286,6 ribu hektare, dan zona lain sesuai peruntukan kawasan seluas 34,3 ribu hektare.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo menegaskan, "Target kawasan konservasi Kolepom yakni habitat ikan kakap putih, ikan gulama, pari gergaji, dan udang penaeid.”